Rabu, April 23, 2014

Geostrategi Indonesia

Latar Belakang
Indonesia tentu patut mewaspadai perkembangan yang terjadi terutama di kawasan Asia Pasifik. Sebab konsekuensi letak geografis Indonesia di persilangan jalur lalu lintas internasional, maka setiap pergolakan berapapun kadar intensitas pasti berpengaruh terhadap Indonesia. Apalagi jalur pemenuhan kebutuhan dasar terutama minyak beberapa negara melewati perairan Indonesia. Keberadaan Indonesia dipersilangan jalur pelayaran strategis,
memang selain membawa keberuntungan juga mengandung ancaman, sebab pasti dilirik banyak negara. Karena itu sangat beralasan bila beberapa negara memperhatikan dengan cermat setiap perkembangan yang terjadi di Indonesia. Inilah fungsi dari geostrategis. Mengingat geostrategi Indonesia memberikan arahan tentang bagaimana membuat strategi pembangunan guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, lebih aman, dan sebagainya, maka ia menjadi amat berbeda wajahnya dengan artian geopolitik untuk kepentingan militer atau perang. Di Indonesia geostrategi diartikan sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita proklamasi, sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, melalui proses pembangunan nasional. Karena tujuan itulah maka ia menjadi doktrin pembangunan. Dengan Pancasila sebagai dasarnya, maka pembangunan Indonesia akan memiliki visi yang jelas dan terarah.
Geostrategis mengandung unsur kewarganegaraan dari strategi itu, kekuatan negara, sumber daya, ruang lingkup negara, tujuan, geografi politik jangka waktu, dan faktor teknologi yang mempengaruhi keterlibatan militer, politik, ekonomi, dan budaya. Geostrategi bisa berfungsi normatif, advokasi kebijakan luar negeri berdasarkan faktor geografis, analitis, menggambarkan bagaimana kebijakan luar negeri dibentuk oleh geografi, atau prediksi, memprediksi keputusan masa depan negara kebijakan luar negeri atas dasar faktor geografis.
Geostrategi Indonesia dirumuskan dalam bentuk Ketahanan Nasional yang unsur-unsur utamanya terdiri dari keuletan dan kekuatan/ketangguhan.
Keuletan sesungguhnya merupakan satu kualita integratif yang menunjukan adanya kebersamaan diantara sesama komponen yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan. Keuletan diperlukan dalam menghadapi tantangan/tekanan dari luar yang harus dihadapi secara elastis konsisten dan berlanjut. Sebaliknya, unsur kekuatan/ketangguhan merupakan kemampuan untuk tumbuh dan berkembang dari masyarakat bangsa ke arah tata kehidupan yang lebih baik dikemudian hari.
Semakin tinggi keuletan dan ketangguhan maka semakin besar pula tekanan yang dapat ditahan dan dilawan. Tanpa adanya kualita ini masyarakat akan stagnan, dan apabila hal ini terjadi maka lama kelamaan akan mundur dimakan waktu.


Kata Pengantar
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Di sini akan dibahas mengenai Geostrategis Indonesia.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kritik konstruktif sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Tangerang, Maret 2013

Penulis

Isi

1. Sejarah Geostrategi
- Pada awal Herodotus, pengamat melihat strategi sebagai sangat dipengaruhi oleh pengaturan geografis dari para aktor. Dalam Sejarah, Herodotus menggambarkan benturan peradaban antara, Mesir Persia, Scythians, dan Yunani-semua yang ia percaya sangat dipengaruhi oleh pengaturan geografis fisik.
-Heinrich Adam Dietrich von Bulow mengusulkan ilmu geometri strategi di 1799 Roh Sistem Modern War. Pemikirannya meramalkan bahwa negara-negara besar akan menelan yang lebih kecil. Mackubin Thomas Owens mencatat kesamaan antara prediksi von Bulow dan peta Eropa setelah penyatuan Jerman dan Italia.
- Golden Age
Antara 1890 dan 1919 dunia menjadi surga geostrategi, yang menyebabkan perumusan teori-teori geopolitik klasik. Sistem internasional fitur naik dan turun kekuatan besar, sebagian besar dengan jangkauan global. Tidak ada batas baru bagi kekuatan-kekuatan besar untuk menjelajahi atau menjajah-seluruh dunia terbagi antara kerajaan dan kekuasaan kolonial. Dari titik ini ke depan, politik internasional menampilkan perjuangan negara terhadap negara.
Dua jenis pemikiran geopolitik menjadi terkenal: sebuah sekolah Anglo-Amerika, dan sekolah Jerman. Alfred Thayer Mahan dan Halford J. Mackinder menjabarkan konsep Amerika dan Inggris geostrategi, dalam karya mereka Masalah Asia dan "The Pivot Geografis Sejarah". Friedrich Ratzel dan Rudolf Kjellén mengembangkan teori negara organik yang meletakkan dasar geostrategi.
- Perang Dunia II
Seorang geopolitician Jerman paling menonjol adalah Jenderal Karl Haushofer. Setelah Perang Dunia II, selama pendudukan Sekutu Jerman, Amerika Serikat diselidiki banyak pejabat dan tokoh masyarakat untuk menentukan apakah mereka harus menghadapi tuduhan kejahatan perang di pengadilan Nuremberg. Haushofer, seorang akademisi terutama, diinterogasi oleh Pastor Edmund A. Walsh, seorang profesor geopolitik dari Georgetown Sekolah Dinas Luar Negeri, atas permintaan pemerintah AS. Meskipun keterlibatannya dalam kerajinan salah satu pembenaran atas agresi Nazi, Fr. Walsh menetapkan bahwa Haushofer seharusnya tidak diadili.
- Perang Dingin
Setelah Perang Dunia Kedua, istilah "geopolitik" jatuh ke dalam keburukan, karena kerjasama dengan geopolitik Nazi. Hampir tidak ada buku yang diterbitkan antara akhir Perang Dunia II dan pertengahan 1970-an menggunakan kata "geopolitik" atau "geostrategi" dalam judul mereka, dan tidak geopoliticians label sendiri atau karya mereka seperti itu. Teori Jerman diminta sejumlah pemeriksaan kritis geopolitik oleh geopoliticians Amerika seperti Robert Strausz-Hupé, Derwent Whittlesey, dan Andrew Gyorgy.
Seperti Perang Dingin mulai, NJ Spykman dan George F. Kennan meletakkan dasar bagi kebijakan AS penahanan, yang akan mendominasi berpikir geostrategis Barat selama empat puluh tahun berikutnya.
Alexander de Seversky akan mengusulkan kekuatan udara yang secara fundamental mengubah pertimbangan geostrategis dan dengan demikian mengusulkan "geopolitik kekuatan udara". Ide-idenya memiliki pengaruh dalam pemerintahan Presiden Dwight D. Eisenhower, tetapi ide-ide Spykman dan Kennan akan melaksanakan bobot yang lebih besar Kemudian selama Perang Dingin, Colin Gray tegas akan menolak ide bahwa kekuatan udara diubah pertimbangan geostrategis, sementara Saul B. Cohen diperiksa ide tentang "shatterbelt", yang pada akhirnya akan menginformasikan teori domino.
- Pasca Perang Dingin
Wiki letter w cropped.svg Bagian ini membutuhkan ekspansi. Sejak jatuhnya Tembok Berlin, untuk kebanyakan NATO atau Pakta Warsawa bekas negara, strategi geopolitik umumnya mengikuti jalannya baik kewajiban keamanan memperkuat atau akses ke sumber daya global, namun strategi negara-negara lain belum sebagai teraba.
- Geostrategists Terkemuka
Di bawah ini geostrategi berperan dalam mendirikan dan mengembangkan doktrin geostrategic besar dalam sejarah disiplin itu. Sementara ada geostrategis lainnya, ini telah menjadi paling berpengaruh dalam membentuk dan mengembangkan lapangan secara keseluruhan.
- Alfred Thayer Mahan
Alfred Thayer Mahan adalah seorang perwira Angkatan Laut Amerika dan presiden dari US Naval War College. Ia terkenal karena Pengaruh tentang Laut Power pada seri buku Sejarah, yang berpendapat bahwa supremasi angkatan laut merupakan faktor penentu dalam peperangan kekuatan besar. Pada tahun 1900, buku Mahan Masalah Asia diterbitkan. Dalam buku ini ia meletakkan keluar geostrategy pertama era modern.
Masalah Asia membagi benua Asia ke 3 zona:
* Sebuah zona utara, yang terletak di atas paralel utara ke-40, ditandai dengan iklim dingin, dan didominasi oleh kekuatan tanah,
* The "diperdebatkan dan berdebat" zona, terletak antara paralel ke-40 dan 30, ditandai dengan iklim yang hangat,
* Sebuah zona selatan, terletak di bawah paralel utara 30, ditandai dengan iklim panas, dan didominasi oleh kekuatan laut.
Zona berdebat dan diperdebatkan, Mahan diamati, terdapat dua semenanjung di kedua ujung (Asia Kecil dan Korea), Tanah Genting Suez, Palestina, Suriah, Mesopotamia, dua negara ditandai dengan deretan pegunungan mereka (Persia dan Afghanistan), Pegunungan Pamir, Himalaya Tibet, Lembah Yangtze, dan Jepang. Dalam zona ini, Mahan menegaskan bahwa tidak ada negara yang kuat mampu menahan pengaruh luar atau bahkan mampu menjaga stabilitas dalam batas-batas mereka sendiri. Jadi sedangkan situasi politik ke utara dan selatan relatif stabil dan ditentukan, tengah tetap "tanah diperdebatkan dan diperdebatkan."
Utara paralel 40, hamparan luas di Asia didominasi oleh Kekaisaran Rusia. Rusia memiliki posisi sentral di benua itu, dan proyeksi berbentuk baji ke Asia Tengah, berbatasan dengan pegunungan Kaukasus dan Laut Kaspia di satu sisi dan pegunungan Afghanistan dan Cina Barat di sisi lain. Untuk mencegah ekspansionisme Rusia dan pencapaian keunggulan di benua Asia, Mahan percaya tekanan pada panggul Asia bisa menjadi satu-satunya strategi yang layak ditempuh oleh kekuatan laut.
Selatan sejajar 30 berbaring wilayah didominasi oleh laut kekuasaan-Inggris, Amerika Serikat, Jerman, dan Jepang. Untuk Mahan, milik India Inggris kepentingan strategis kunci, seperti India yang paling cocok untuk melakukan tekanan menyeimbangkan melawan Rusia di Asia Tengah. Dominasi Inggris di Mesir, Cina, Australia, dan Tanjung Harapan juga dianggap penting.
Strategi kekuatan laut, menurut Mahan, harus menyangkal Rusia manfaat dari perdagangan yang berasal dari perdagangan laut. Ia mencatat bahwa baik Dardanella dan selat Baltik bisa ditutup oleh kekuatan bermusuhan, sehingga menolak akses Rusia ke laut. Selanjutnya, posisi ini merugikan akan memperkuat kecenderungan Rusia terhadap ekspansionisme untuk mendapatkan port kekayaan atau hangat air target geografis Alam untuk ekspansi Rusia di mencari akses ke laut itu akan menjadi daerah pesisir Cina, Teluk Persia., Dan Asia Minor.
Dalam kontes ini antara kekuatan darat dan kekuatan laut, Rusia akan menemukan sendiri bersekutu dengan Perancis (kekuatan laut alami, tetapi dalam kasus ini harus bertindak sebagai kekuatan tanah), tersusun melawan Jerman, Inggris, Jepang, dan Amerika Serikat sebagai kekuatan laut Lebih lanjut,. Mahan disebut sebagai sebuah negara, bersatu modern terdiri dari Turki, Suriah, dan Mesopotamia, memiliki tentara efisien terorganisir dan angkatan laut untuk berdiri sebagai penyeimbang untuk ekspansi Rusia.
Selanjutnya membagi peta dengan fitur geografis, Mahan menyatakan bahwa dua garis yang paling berpengaruh divisi akan menjadi Suez dan kanal Panama. Sebagai negara maju yang paling dan sumber daya berbaring di atas divisi Utara-Selatan, politik dan utara perdagangan dua kanal akan penting jauh lebih besar daripada yang selatan terjadi dari kanal. Dengan demikian, kemajuan besar perkembangan sejarah tidak akan mengalir dari utara ke selatan, tetapi dari timur ke barat, dalam hal ini memimpin ke arah Asia sebagai lokus uang muka.
Peta ini menggambarkan dunia sebagai dibagi dengan geostrategic Alfred Thayer Mahan pada tahun 1900 karyanya Masalah Asia. Asia dibagi sepanjang 30 utara dan 40 paralel utara, diwakili di sini oleh garis hijau. Di antara 30 dan 40 paralel adalah apa Mahan disebut sebagai "tanah diperdebatkan dan diperdebatkan," tunduk pada persaingan antara kekuatan darat dan kekuatan laut. Kedua sekutu kekuatan tanah, Kekaisaran Rusia dan Perancis. Bagian-bagian Asia di atas paralel ke-40 di bawah pengaruh efektif kekuasaan tanah Rusia. Keempat sekutu kekuatan laut, Inggris, Kekaisaran Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat. Bagian-bagian Asia bawah subjek paralel 30 untuk kontrol yang efektif oleh kekuatan laut. Kunci saluran air diidentifikasi oleh Mahan: Terusan Suez, Terusan Panama, Dardanella, Selat Gibraltar, dan Selat Baltik. Dipengaruhi oleh karya-karya Alfred Thayer Mahan, serta geografi Jerman Karl Ritter dan Alexander von Humboldt, Friedrich Ratzel akan meletakkan dasar bagi geopolitik, strain unik Jerman geopolitik.
Ratzel menulis pembagian alami antara kekuatan darat dan kekuatan laut, setuju dengan Mahan bahwa kekuatan laut , sebagai keuntungan dari perdagangan akan mendukung pengembangan kelautan pedagang. Namun, kontribusi kuncinya adalah pengembangan Raum konsep dan teori negara organik. Dia berteori bahwa negara bagian organik dan berkembang, dan yang berbatasan dengan hanya sementara, merupakan jeda dalam gerakan alami mereka Raum. Adalah tanah, secara spiritual terhubung ke suatu bangsa (dalam hal ini, bangsa Jerman), dari mana orang-orang bisa menggambar rezeki, menemukan bangsa inferior berdekatan yang akan mendukung mereka, dan yang akan dibuahi oleh kultur mereka (budaya). Ide-ide itu akan mempengaruhi karya muridnya Rudolf Kjellén, serta orang-orang Jenderal Karl Haushofer.
- Rudolf Kjellén
Rudolf Kjellén adalah seorang ilmuwan politik Swedia dan mahasiswa Friedrich Ratzel. Dia pertama kali menciptakan istilah "geopolitik". Tulisan-tulisannya akan memainkan peran yang menentukan dalam mempengaruhi geopolitik Umum Karl Haushofer, dan secara tidak langsung kebijakan luar negeri masa Nazi.

Tulisan-tulisannya terfokus pada lima konsep pokok yang akan mendasari geopolitik Jerman, yaitu:
1.Reich adalah konsep teritorial yang terdiri dari Raum (Lebensraum), dan bentuk militer strategis;
2.Volk adalah konsepsi rasial negara;
3.Haushalt adalah panggilan untuk autarki berbasis di darat, dirumuskan sebagai reaksi terhadap perubahan-perubahan pasar internasional;
4. Gesellschaft adalah aspek sosial organisasi bangsa dan daya tarik budaya, Kjellén anthropomorphizing hubungan antar-negara lebih dari Ratzel telah, dan,
5. Regierung adalah bentuk pemerintahan yang birokrasi dan militer akan memberikan kontribusi untuk
- Nicholas J. Spykman
Nicholas J. Spykman adalah geostrategi Belanda-Amerika. Ia berpendapat bahwa keseimbangan kekuasaan di Eurasia akan langsung terkena dampak keamanan Amerika Serikat.
NJ Spykman menuangkan ide geostrategis tentang orang-orang dari teori Heartland Sir Halford Mackinder's. Kontribusi Spykman adalah untuk mengubah penilaian strategis Heartland vs "pelosok" (area geografis analog dengan "Bulan Sabit batin atau Marjinal" Mackinder's). Spykman tidak melihat Heartland sebagai wilayah yang akan disatukan oleh kuat transportasi atau infrastruktur komunikasi dalam waktu dekat. Dengan demikian, tidak akan berada dalam posisi untuk bersaing dengan kekuatan laut Amerika Serikat, meskipun posisi tersebut unik defensif. Pelosok memiliki semua sumber daya kunci dan populasi-dominasinya adalah kunci pengendalian Eurasia. Strateginya adalah untuk kekuatan Offshore, dan mungkin Rusia juga, untuk melawan konsolidasi kontrol atas pelosok dengan satu kekuatan satu. Daya keseimbangan akan mengarah ke perdamaian.
- George F. Kennan
George F. Kennan, duta besar AS untuk Uni Soviet, menuangkan geostrategi Perang Dingin dalam bukunya Long Telegram dan Sumber Perilaku Soviet. Ia menciptakan "penahanan" sebagai istilah, yang akan menjadi ide panduan untuk strategi AS grand selama empat puluh tahun berikutnya, meskipun istilah tersebut di masa yang akan datang berarti sesuatu yang signifikan berbeda dari rumusan aslinya Kennan's.
Dalam pandangannya, Amerika Serikat dan sekutunya yang diperlukan untuk melindungi daerah industri produktif dunia dari dominasi Soviet. Dia mencatat bahwa dari lima pusat kekuatan industri di dunia-Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Jerman, dan Rusia-satunya kawasan diperebutkan adalah Jerman. Kennan prihatin tentang menjaga keseimbangan kekuasaan antara AS dan Uni Soviet, dan dalam pandangannya, hanya bidang-bidang ini beberapa industri penting.
Kennan berbeda dari Paul Nitze, dalam dokumen Perang Dingin, NSC-68, menyerukan "penahanan dibeda-bedakan atau global," bersama dengan penumpukan militer besar-besaran. Ia melihat Uni Soviet sebagai penantang ideologi dan politik sebagai ancaman militer. Tidak ada alasan untuk melawan Soviet di seluruh Eurasia, karena daerah tersebut tidak produktif, dan Uni Soviet sudah kelelahan dari Perang Dunia II, membatasi kemampuannya untuk proyek listrik di luar negeri. Oleh karena itu, Kennan menyetujui keterlibatan AS di Vietnam, dan kemudian berbicara kritis terhadap penumpukan militer Reagan.
- Zbigniew Brzezinski
Zbigniew Brzezinski meletakkan kontribusi yang paling signifikan pasca Perang Dingin pada tahun 1997 tentang geostrategi dalam bukunya The Grand Cheese. Ia mendefinisikan empat wilayah Eurasia, dan di mana cara-cara Amerika Serikat harus merancang kebijakannya terhadap setiap daerah dalam rangka mempertahankan keunggulan global. Keempat daerah (bergema Mackinder dan Spykman) adalah:
* Eropa, jembatan Demokrat
* Rusia, Black Hole
* Timur Tengah, Balkan Eurasia
* Asia, Timur Jauh Anchor
- Charles Clover, "Mimpi dari Tanah Eurasia"
Geostrategi menemukan berbagai macam kritik. Ini telah disebut bentuk mentah determinisme geografis. Hal ini dilihat sebagai pelengkap yang digunakan untuk membenarkan agresi internasional dan ekspansionisme-hal ini terkait dengan rencana perang Nazi, dan ciptaan AS dirasakan divisi Perang Dingin melalui strategi penahanan tersebut. Marxis dan teori kritis percaya geostrategi hanyalah sebuah pembenaran bagi imperialisme Amerika. Demikian pula, mereka yang melihat munculnya isu-isu ekonomi dalam prioritas di atas masalah-masalah keamanan berpendapat bahwa geoeconomics lebih relevan dengan era modern dari geostrategi.
- Kebanyakan hubungan internasional teori yang kritis terhadap realisme dalam hubungan internasional adalah juga penting dari geostrategy karena asumsi itu membuat tentang hirarki sistem internasional yang didasarkan pada kekuasaan.
- Selanjutnya, relevansi geografi untuk politik internasional dipertanyakan karena kemajuan teknologi mengubah pentingnya fitur geografis, dan dalam beberapa kasus membuat fitur tersebut tidak relevan. Jadi beberapa faktor geografis tidak memiliki kepentingan permanen terhadap geostrategi.


2. Pengertian Geostrategi
Istilah Geostrategi pertama kali digunakan oleh Frederick L. Schuman tahun 1942 artikelnya "Biarkan Kami Pelajari Geopolitik kami". Itu adalah terjemahan dari istilah Jerman "Wehrgeopolitik" seperti yang digunakan oleh geostrategi Jerman Karl Haushofer. Terjemahan sebelumnya telah dicoba, seperti "pertahanan-geopolitik". Robert Strausz-Hupé telah diciptakan dan dipopulerkan "geopolitik perang" sebagai terjemahan alternatif lain. Istilah "strategi" ditempa dari kata-kata Yunani, yaitu stratêgos dan stratos (tentara) serta agein (menjalankan). Walaupun strategi sendiri lahir dari kancah peperangan, tatapi pada masa sekarang strategi bukan hanya kiat atau cara berperang malainkan setiap kegiatan yang berkisar pada suatu tujuan dan cara/jalan pencapaiannya atau, lebih sederhana lagi, setiap usaha yang membidik sebuah sasaran. Berikut ini beberapa konsep pemahaman geostrategi menurut beberapa ahli :
• Definisi Modern
Geostrategi adalah tentang pelaksanaan kekuasaan atas ruang sangat kritis di permukaan bumi, tentang kerajinan kehadiran politik atas sistem internasional ini bertujuan untuk meningkatkan keamanan seseorang dan kemakmuran, tentang membuat sistem internasional lebih makmur, tentang membentuk bukannya berbentuk. Geostrategi adalah pengamanan akses ke rute perdagangan tertentu, kemacetan strategis, sungai, pulau dan laut. Hal ini membutuhkan kehadiran militer yang luas, biasanya berbatasan dengan pembukaan stasiun militer di luar negeri dan pembangunan kapal perang yang mampu dalam proyeksi daya kelautan. Hal ini juga menuntut jaringan aliansi dengan kekuatan besar lain yang berbagi satu tujuan atau dengan negara-negara kecil yang terletak di daerah yang dianggap penting.
• James Rogers dan Simón Luis, "Pikirkan Lagi: Geostrategy Eropa"
Geopolitik, strategis, dan geostrategis yang digunakan untuk menyampaikan arti sebagai berikut: geopolitik mencerminkan kombinasi faktor geografis dan politik yang menentukan kondisi suatu negara atau wilayah, dan menekankan dampak geografi pada politik, strategis mengacu ke aplikasi yang komprehensif dan rencana tindakan untuk mencapai tujuan pusat atau ke aset vital signifikansi militer, dan geostrategis menyatu dengan pertimbangan strategis yang geopolitik ".
• Zbigniew Brzezinski
Geostrategi adalah arah geografis dari kebijakan luar negeri suatu negara. Lebih tepatnya, geostrategi menggambarkan di mana negara memusatkan usahanya dengan memproyeksikan kekuatan militer dan mengarahkan kegiatan diplomatik. Asumsi yang mendasarinya adalah bahwa negara memiliki sumber daya yang terbatas dan tidak mampu, bahkan jika mereka bersedia, untuk melakukan asimuths tous kebijakan luar negeri. Sebaliknya mereka harus fokus politik dan militer pada daerah tertentu di dunia. Geostrategi menggambarkan dorong kebijakan luar negeri negara dan tidak berhubungan dengan motivasi atau proses pengambilan keputusan. The geostrategi suatu negara, tidak selalu dimotivasi oleh faktor geografis atau geopolitik. Negara mungkin proyek pembangkit listrik ke lokasi karena alasan ideologis, kelompok kepentingan, atau hanya kehendak pemimpinnya.
• Jakub J. Grygiel, Great Powers dan Geopolitik Perubahan (penekanan dalam dokumen asli)
Istilah “geostrategi” lebih sering digunakan, secara tertulis saat ini, dalam konteks global, menunjukkan pertimbangan distribusi tanah-laut global, jarak, dan aksesibilitas antara faktor-faktor geografis lainnya dalam perencanaan strategis dan aksi. Berikut definisi geostrategi yang digunakan dalam kerangka regional lebih terbatas dimana jumlah dari faktor geografis berinteraksi untuk mempengaruhi atau memberikan keuntungan pada satu musuh, atau campur tangan untuk memodifikasi perencanaan strategis serta usaha politik dan militer.
Setelah kita melihat beberapa definisi para ahli tersebut, kita dapat mengambil arti penting bahwa geostrategi adalah suatu strategi dalam memanfaatkan kondisi geografis Negara dalam menentukan kebijakan, tujuan dan sarana untuk mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional. Secara etimologis, geostrategi berasal dari kata geo yang berarti bumi, dan strategi diartikan sebagai usaha dengan menggunakan segala kemampuan atau sumber daya baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam untuk melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan. Geostrategis membuat metode atau aturan-aturan untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan melalui proses pembangunan yang memberikan arahan tentang bagaimana membuat strategi pembangunan dan keputusan yang terukur dan terimajinasi guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, lebih aman, dan bermartabat. Geostrategi memberi arahan tentang bagaimana merancang strategi pembangunan guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, aman, dan sejahtera. Geostrategi merumuskan strategi nasional dengan memperhitungkan kondisi dan kostelasi geografi sebagai faktor utamanya. Di samping itu juga memperhatikan kondisi sosial, budaya, penduduk, sumber daya alam, lingkungan regional maupun internasional. Geostategi merupakan kondisi kehidupan nasional yang harus diwujudkan. Kondisi kehidupan tersebut sejak dini dibina secara terus menerus dan sinergis mulai dari pribadi, keluarga, lingkungan, daerah dan nasional. Proses berkelanjutan untuk mewujudnyatakan kondisi tersebut dilakukan berdasarkan pemikiran geostrategi berupa konsepsi yang dirancang dan dirumuskan dengan memelihara kondisi bangsa dan konstelasi geografi Indonesia. Geostrategi mengadakan suatu strategi dalam memanfaatkan kondisi lingkungan di dalam upaya mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional. Oleh karena itu, geostrategi Indonesia bukanlah merupakan geopolitik untuk kepentingan politik dan perang, melainkan untuk kepentingan kesejahteraan dan keamanan bangsa Indonesia.
Kehidupan nasional tersebut diatas meliputi beberapa aspek, yang dapat dikelompok-kelompokkan sebagai berikut:
(a) Aspek ilmiah, yang meliputi:
1) Letak geografis;
2) Keadaan dan kekayaan alam;
3) Keadaan dan kemampuan penduduk.
(b) Aspek sosial (kemasyarakatan), yang meliputi:
1) Ideologi, dapat diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupa ideologi bangsa Indonesia. Strategi ini diartikan mengandung keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam secara langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan kehidupan ideologi bangsa dan negara Indonesia.
2) Politik, di mana strategi pada aspek politik diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan politik bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam secara langsung maupun tidak langsung untuk menjamin kelangsungan kehidupan politik bangsa dan negara Republik Indonesia berdasar Pancasila dan UUD 1945.
3) Ekonomi, strategi ekonomi diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan perekonomian bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam secara langsung maupun tidak langsung untuk menjamin kelangsungan perekonomian bangsa dan negara berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
4) Sosial Budaya, strategi sosial budaya diartikan sebagai kondisi dinamis budaya Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam secara langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan kehidupan sosial budaya.
5) Militer (pertahanan dan keamanan), strategi pertahanan dan keamanan diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia mengandung keuletan, ketangguhan, dan kemampuan dalam mengembangkan, menghadapi dan mengatasi segala tantangan dan hambatan yang datang dari luar maupun dari dalam yang secara langsung maupun tidak langsung membahayakan identitas, integritas, dan kelangsungan hidup bangsa dan negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Konsep Geostrategi Indonesia

Konsep geostrategi Indonesia pada hakekatnya bukan mengembangkan kekuatan untuk penguasaan terhadap wilayah di luar Indonesia atau untuk ekspansi terhadap negara lain, tetapi konsep strategi yang didasarkan pada kondisi metode, atau cara untuk mengembangkan potensi kekuatan nasional yang ditujukan untuk pengamanan dan menjaga keutuhan kedaulatan Negara Indonesia dan pembangunan nasional dari kemungkinan gangguan yang datang dari dalam maupun dari luar negeri. Untuk mewujudkan geostrategis Indonesia akhirnya dirumuskan Bangsa Indonesia dengan Ketahanan Nasional Republik Indonesia.
Konsep geostrategi Indonesia pertama kali dilontarkan oleh Bung Karno pada tanggal 10 Juni 1948 di Kotaraja. Namun sayangnya gagasan ini kurang dikembangkan oleh para pejabat bawahan, karena seperti yang kita ketahui wilayah NKRI diduduki oleh Belanda pada akhir Desember 1948, sehingga kurang berpengaruh. Dan akhirnya, setelah pengakuan kemerdekaan 1950 garis pembangunan politik berupa “ Nation and character and building “ yang merupakan wujud tidak langsung dari geostrategi Indonesia yakni sebagai pembangunan jiwa bangsa.
Pada awalnya pengembangan awal geostrategi Indonesia digagas Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (SESKOAD) Bandung tahun 1962. Isi konsep geostrategi Indonesia yang terumus adalah pentingnya pengkajian terhadap perkembangan lingkungan strategi di kawasan Indonesia yang ditandai dengan meluasnya pengaruh Komunis. Geostrategi Indonesia pada waktu itu dimaknai sebagai strategi untuk mengembangkan dan membangun kemampuan teritorial dan kemampuan gerilya untuk menghadapi ancaman komunis di Indocina.
Pada tahun 1965-an lembaga ketahanan nasional mengembangkan konsep geostrategi Indonesia yang lebih maju dengan rumusan sebagai berikut: Bahwa geostrategi Indonesia harus berupa sebuah konsep strategi untuk mengembangkan keuletan dan daya tahan, juga untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan menangkal ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan, baik bersifat internal maupun ekstemal. Gagasan ini agak lebih progresif, tapi tetap terlihat konsep geostrategi Indonesia baru sekadar membangun kemampuan nasional sebagai faktor kekuatan penangkal bahaya.
Sejak tahun 1972 Lembaga Ketahanan Nasional terus melakukan pengkajian tentang geostrategi Indonesia yang lebih sesuai dengan konstelasi Indonesia. Pada era itu konsepsi geostrategi Indonesia dibatasi sebagai metode untuk mengembangkan potensi ketahanan nasional dengan pendekatan keamanan dan kesejahteraan untuk menjaga identitas kelangsungan serta integritas nasional sehingga tujuan nasional dapat tercapai.
Terhitung mulai tahun 1974 geostrategi Indonesia ditegaskan wujudnya dalam bentuk rumusan ketahanan nasional sebagai kondisi, metode, dan doktrin dalam pembangunan nasional. Pengembangan konsep geostrategi Indonesia bahkan juga dikembangkan oleh negara-negara yang lain di dunia.
Jadi, konsep dari geostrategi ialah suatu strategi memanfaatkan kondisi geografi negara dalam menentukan kebijakan, tujuan, sarana untuk mencapai tujuan nasional (pemanfaatan kondisi lingkungan dalam mewujudkan tujuan politik). Geostrategi Indonesia diartikan pula sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita proklamasi sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan dan UUD 1945. Ini diperlukan utk mewujudkan dan mempertahankan integrasi bangsa dalam masyarakat majemuk dan heterogen berdasarkan Pembukaan dan UUD 1945.

4. Tujuan Geostrategi Indonesia
Berbagai konsep dasar serta pengembangan geostrategi Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk:
1. Menyusun dan mengembangkan potensi kekuatan nasional baik yang berbasis pada aspek ideologi, politik, sosial budaya, bahkan aspek-aspek alamiah. Hal ini untuk upaya kelestarian dan eksistansi hidup Negara dan Bangsa dalam mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional.
2. Menunjang tugas pokok pemerintah Indonesia dalam :
a. Menegakkan hukum dan ketertiban (law and order)
b. Terwujudnya kesejahteraan dan kemakmuran (welfare and prosperity)
c. Terselenggaranya pertahanan dan keamanan (defense and prosperity)
d. Terwujudnya keadilan hukum & keadilan sosial ( yuridical justice & social justice)
e. Tersedianya kesempatan rakyat untuk mengaktualisasikan diri (freedom of the people)
Geostrategi Indonesia berawal dari kesadaran bahwa bangsa dan negara ini mengandung sekian banyak anasir-anasir pemecah belah yang setiap saat dapat meledak dan mencabik-cabik persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam era kepemimpinan Habibie dapat disaksikan dengan jelas bagaimana hal itu terjadi beserta akibatnya. Tidak hanya itu saja, tatkala bangsa kita lemah karena sedang berada dalam suasana tercabik-cabik maka serentak pulalah harga diri dan kehormatan dengan mudah menjadi bahan tertawaan di forum internasional. Disitulah ketidakberdayaan kita menjadi tontonan masyarakat internasional, yang sekaligus, apabila kita sekalian sadar, seharusnya menjadi pelajaran berharga.
Apabila dikehendaki agar hal itu tidak akan terulang lagi, maka jangan sekali-kali memberi peluang pada anasir-anasir pemecah belah untuk berkesempatan mencabik-cabik persatuan dan kesatuan nasional. Sentimen SARA yang membabi buta harus ditiadakan, yang mayoritas harus berlapang dada sedangkan minoritas haruslah bersikap proporsional tanpa harus mengurut dada. Sekali lagi terbukti bahwa pemimpin yang kuat dan disegani serta mengenal betul watak dari bangsa Indonesia amatlah diperlukan. Dilain pihak masyarakat perlu menjadi arif serta pandai menahan diri dalam menghadapi provokasi maupun rongrongan/iming-iming melalu money politics. Atas dasar adanya ancaman yang laten, terutama dalam bentuk SARA, maka geostrategi Indonesia sebagai doktrin pembangunan mengandung metode pembentukan keuletan dan pembentukan ketangguhan bangsa dan negara. Kedua kualita yang harus dibangun dan dimanfaatkan secara konsisten itu tidaklah hanya ditujukan kepada individu warga bangsa akan tetapi juga kepada sistem, lembaga dan lingkungan.
Masyarakat bangsa berikut segala prasarananya harus terus dibina keuletannya agar mampu memperlihatkan stamina dalam penangkalan terhadap anasir-anasir pemecah belah bangsa dan negara. Dapat diantisipasikan bahwa hanya anasir-anasir tersebut bersifat laten atau hadir sepanjang masa, maka aspek atau kualita keuletan haruslah dikedepankan. Pembinaannyapun perlu berlanjut agar setiap generasi yang muncul faham akan pentingnya kedua kualita tersebut. Kita dapat saksikan bersama bahwa tiap generasi baru merupakan lahan yang subur bagi upaya-upaya yang tidak sejalan dengan visi kebangsaan, dan ini tidak hanya terjadi di Indoensia saja. Kemajuan yang bersifat kebendaan, apalagi yang datang dari luar, saat ini lebih memiliki daya tarik terhadap generasi muda dibandingkan dengan hal-hal yang sifatnya falsafah dan konsepsional.
Di lain pihak masyarakat harus dibina ketangguhan/kekuatannya agar secara aktif serta efektif mampu menghadapi bahaya/ancaman yang sifatnya laten tadi. Setidak-tidaknya secara bergotong-royong dalam lingkungannya masing-masing mampu mengcontain ancaman/bahaya laten itu. Ketangguhan/kekuatan bisa, antara lain, berupa keberanian dari massa masyarakat menghadapi apa saja yang mereka anggap dapat berpotensi sebagai anasir pemecah belah bangsa. Ini sudah barang tentu memerlukan kebersamaan dan kekompakan agar lebih efektif sebagai kekuatan penangkalan.

5. Stereoskopis Strategi Indonesia
Dalam menghadapi ganggguan dari luar perlu disusun satu geostrategi dengan memperhatikan adanya kenyataan bahwa dunia telah saling terkait satu sama lain dengan derajat transparansi yang semakin tinggi. Geostrategi itu juga dilandasi dengan kesadaran bahwa Ketahanan Nasional saja tidaklah cukup untuk menjamin rasa aman rakyat maupun kelangsungan pembangunan nasional, apabila tidak didukung oleh Ketahanan Regional. Atas dasar itu maka geostrategi Indonesia secara stereoskopis berbentuk sebagai satu Kerucut Ketahanan.
Kerucut Ketahanan pada dasarnya merupakan satu arsitektur kerjasama, yang pada bidang dasarnya adalah visualisasi kerjasama spatial sedangkan pada bidang vertikalnya adalah visualisasi dari kerjasama struktural yang terproyeksikan secara kawasan. Kerucut Ketahanan harus dibina secara bersama-sama agar manfaatnya dapat terwujud yaitu berupa “penyangga” atau “selubung” bagi geostrategi kita. Arsitektur demikian ini adalah representasi dari kesadaran ruang yang harus terus dihidupkan agar dapat menjadi acuan visi politik luar negeri (termasuk politik perekonomian) dan politik pertahanan.
Ketahanan Nasional tiap negara di dalam kerucut perlu diupayakan se-optimal mungkin, agar dapat memberikan kontribusi positif pada kawasannya. Asumsinya adalah bahwa hanya dengan Ketahanan Nasional yang baik sajalah satu negara akan dapat memberikan peran yang bermakna pada kawasan. Sebaliknya, apabila in-stabilitas politik dan ekonomi terus mengguncang satu negara mana mungkin negara bersangkutan menyisakan waktu untuk menopang kepentingan kawasan.
Ketahanan tingkat regional, di mana para unsur pelakunya merupakan negara-negara berdaulat hanya bisa terwujud apabila terdapat saling percaya, saling menghormati yang diwujudkan dalam bentuk kerjasama seerat-eratnya atas dasar manfaat bersama. Kebersamaan yang multidimensional ini meliputi bidang politik, ekonomi, kebudayaan dan keamanan. Mengingat luasnya ruang yang ada maka arsitektur kerjasama diwujudkan secara tiga dimensional sebagai berikut :
a). Secara spasial, ruang kepentingan dibagi menjadi Kawasan Strategis Utama, Kawasan Strategis pertama, Kawasan Strategis kedua dan ketiga. Masing-masing kawasan strategis memiliki dampak yang berbeda terhadap Ketahanan Nasional kita. Contohnya seperti Asean / Asia Tenggara (Kawasan A) yang kita anggap memiliki dampak paling langsung seandainya terjadi apa-apa di dalam kawasan tersebut oleh karenanya kepentingan kita amat vital untuk menciptakan kebersamaan dalam kawasan ini. Demikianlah seterusnya dengan kawasan-kawasan berikutnya yaitu B dan C yang memiliki tingkat kesegeraan dari dampak yang timbul di masing-masing kawasan terhadap Indonesia.
b). Secara fungsional/ vertikal, ruang kepentingan dibagi menjadi ruang kerjasama yang saling mendukung dengan ruang kerjasama subregional (misalnya ASEAN) dan pada gilirannya juga harus saling mendukung dengan ruang kerjasama regional (misalnya APEC, ARF dan sebagainya). Kita mengetahui bahwa tiap anggota ASEAN menjalin kerjasama bilateral dengan banyak negara ataupun secara multilateral. Akan tetapi mengingat tiap anggota ASEAN mematuhi traktat ASEAN dan TAC, maka diharap atau bahkan dapat diasumsikan bahwa berbagai kerjasama yang dilakukan tidak merugikan ASEAN, dan bahkan memperkokoh posisi ASEAN. Demikian juga pada gilirannya tiap anggota ASEAN juga menjadi anggota ARF maupun APEC, maka diharapkan kedua forum dalam cakupan ruang yang berbeda luasnya itu dapat saling menunjang dan menambah kredibilitas ASEAN.
Apabila pembentukan kerucut ketahanan merupakan geostrategi Indonesia didalam menangkal anasir-anasir luar, maka didalamnya harus dilandasi oleh saling percaya dan saling menghargai tadi. Untuk itu, Ketahanan Regional pada arsitektur kerucut pada dasarnya memiliki unsur-unsur sebagai berikut :
a). Komitmen terhadap asosiasi negara sekawasan haruslah utuh dan konsisten (misalnya sesuai TAC) agar dengan demikian kepentingan bersama (misalnya saja ASEAN) tidak disubordinasikan pada kepentingan lainnya (misalnya saja kepentingan FPDA). Komitmen terhadap ASEAN akan menguat apabila organisasi ini dapat memberikan manfaat bagi anggotanya, setidak-tidaknya mampu memberikan exposure internasional yang bergengsi. Sebaliknya apabila kemanfaatan rendah (seperti SAARC) maka jangan diharapkan terwujud komitmen yang solid. Disini nampak bahwa manakala komitmen bagus dari seluruh anggota asosiasi, maka kawasan yang bersangkutan tidak akan kondusif bagi persemaian anasir-anasir negatif bagi tiap negara anggota. b). Kualitas interaksi antar anggota asosiasi yang komponen-komponennya adalah tingkat kerjasama (dalam arti kualitasnya) dan kemauan untuk mengakomodasikan kepentingan negara anggota lainnya di dalam kebijaksanaan nasional. Terutama yang terakhir ini, ia hanya dapat terwujud apabila sudah terjalin rasa saling percaya. Sebagai contoh, kepentingan Singapura untuk menjamin keselamatan penerbangan dari dan ke Singapura telah diakomodasikan oleh Indonesia dalam bentuk pemberian delagasi atas sebagian FIR Indonesia. Selain saling percaya, kualitas interaksi juga menunjukkan adanya komitmen yang kuat.
c). Kemampuan adaptasi dari asosiasi terhadap fluktuasi maupun arus perkembangan lingkungan. Sesungguhnya hal ini merupakan indikator terhadap kualitas kebersamaan yang telah terjalin.

6. Hubungan Geopolitik Dan Geostrategi
Sebagai satu kesatuan negara kepulauan, secara konseptual, geopolitik Indonesia dituangkan dalam salah satu doktrin nasional yang disebut Wawasan Nusantara dan politik luar negeri bebas aktif. Sedangkan geostrategi Indonesia diwujudkan melalui konsep Ketahanan Nasional yang bertumbuh pada perwujudan kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Dengan mengacu pada kondisi geografi bercirikan maritim, maka diperlukan strategi besar (grand strategy) maritim sejalan dengan doktrin pertahanan defensif aktif dan fakta bahwa bagian terluar wilayah yang harus dipertahankan adalah laut.
Implementasi dari strategi maritim adalah mewujudkan kekuatan maritim (maritime power) yang dapat menjamin kedaulatan dan integritas wilayah dari berbagai ancaman. Selain itu hubungan geopolitik dan geostrategi terdapat dalam astra gatra. Komponen strategi astra gatra, yaitu:
o TRI GATRA (tangible) bersifat kehidupan alamiah :
• Letak geografi Negara
Aspek geografi adalah aspek yang berkaitan dengan letak kondisi bumi di mana negara berada. Pengaruh letak geografi terhadap politik melahirkan geopolitik (wawasan nusantara) dan geostrategi.
Beberapa wawasan nasional yang tumbuh karena pengaruh geografi adalah seperti :
1) Wawasan benua adalah cara pandang negara yang dilandasi lingkungan negara yang serba daratan (benua) atau yang dikenal dengan Land Locked Contry.
2) Wawasan bahari adalah cara pandang negara yang dipengaruhi oleh kondisi negara yang bersifat archipelago, tetapi negaranya sendiri bersifat daratan.
3) Wawasan dirgantara adalah cara pandang negara yang dipengaruhi oleh kondisi wilayah dirgantara yang strategis bagi penempatan GSO (Geo Stationary Orbit).
4) Wawasan kombinasi adalah cara pandang negara yang dipengaruhi oleh kondisi geografis negara yang memiliki wilayah daratan, lautan, dan udara yang strategis (relative berimbang)
Dalam kaitan dengan wawasan nasional di atas, negara Indonesia dapat dikategorikan sebagai negara kesatuan yang menganut wawasan kombinasi atau wawasan nusantara.

• Keadaan dan kekayaan alam
Kekayaan alam yang terkandung dalam sumber daya alam (SDA) Indonesia dapat dibagi tiga golongan, yaitu :
1) Hewani (fauna) adalah sumber daya alam yang menjadi sumber bahan makanan yang berasal dari binatang (hewan)
2) Nabati (flora) adalah sumber daya alam yang dapat menjadi sumber bahan makanan yang berasal dari unsur tumbuh-tumbuhan.
3) Mineral (tambang) adalah sumber daya alam yang memiliki nilai tambah bagi devisa negara yang berasal dari eksplorsi dalam bumi.
Pola dasar pengelolaan sumber daya alam di atas, dilakukan berdasarkan pada asas.
1) Maksimal, yaitu prinsip pengelolaan sumber daya manusia secara menyeluruh dan sungguh-sungguh oleh seluruh elemen bangsa dan negara.
2) Lestari, yaitu prinsip pengelolaan SDA yang mengutamakan kelangsungan lingkungan hidup secara berkelanjutan (substainable)
3) Daya saing, yaitu prinsip pengelolaan SDA yang berorientasi pada kualitas dan kuantitas yang bisa memiliki daya saing dengan produk SDA negara asing (luar negeri)
Untuk mengatasi kesejangangan (gap) antara potensi SDA dengan penduduk, maka diupayakan:
1) Menyusun pola pengelolaan SDA
2) Mengembangkan IPTEK
3) Membina kesadaran nasional
4) Mengadakan program pembangunan yang serasi
5) Mengadakan pembentukan modal yang cukup
6) Menciptakan daya beli konsumen yang cukup
• Keadaan dan kemampuan penduduk
Penduduk adalah orang yang mendiami suatu tempat dalam wilayah tertentu dengan tanpa melihat status kewarganegaraan yang dianut oleh orang tersebut.
Masalah yang dihadapi dalam kependudukan adalah meliputi :
1) Jumlah Penduduk. Hal yang menjadi masalah dalam jumlah penduduk adalah makin meningkatnya jumlah penduduk yang tidak memiliki kualitas, baik dirinya, masyarakat, dan negara.
2) Komposisi penduduk adalah susunan penduduk menurut usia, jenis kelamin, agama, suku bangsa, dan pendidikan.
3) Distribusi penduduk. Hal yang menjadi masalah dalam distribusi penduduk adalah penyebaran penduduk yang tidak merata ke seluruh wilayah negara (tanah air)
o PANCA GATRA (itanggible) bersifat kehidupan sosial :
• Ideologi
Adalah geostrategi yang berintikan pemahaman dan pengalaman nilai ideologi Pancasila yang dapat menjadi landasan sikap dan perilaku untuk mengatasi segala ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan baik yang datang dari luar negeri maupun dari dalam yang membahayakan kelangsungan kehidupan Pancasila sebagai dasar falsafah dan ideologi bangsa dan negara Indonesia.
• Politik
Adalah geostrategi yang berintikan kehidupan politik yang damai, tertib, adil, jujur dan demokratis, serta tercipta stabilitas politik, yang dapat untuk mengatasi segala ATHG, baik yang datang dari luar negeri maupun dari dalam negeri yang dapat membahayakan kelangsungan kehidupan bangsa dan negara Indonesia. Penetapan alokasi nilai di sektor pemerintahan dan kehidupan pololitik masyarakat. Sistem politik harus mampu memenuhi lima fungsi utama :
a). Usaha mempertahankan pola, struktur, proses politik
b). Pengaturan & penyelesaian pertentangan / konflik
c). Penyesuaian dengan perubahan dalam masyarakat
d). Pencapaian tujuan
e). Usaha integrasi
• Ekonomi (Sumber daya alam, tenaga kerja, modal, teknologi)
Geostrategi yang berintikan tersedianya pangan, sandang, lapangan kerja, perumahan, menurunnya angka kemiskinan sehingga dapat mengatasi segala ATHG, baik yang datang dari luar negeri maupun dari dalam yang membahayakan kelangsungan kehidupan ekonomi bangsa dan negara Indonesia.

• Sosbud (Tradisi, pendidikan, kepemimpinan, kepribadian nasional)
Geosrategi yang berintikan tersedianya pendidikan murah dan berkualitas, hormat-menghormati, sopan santun, beretika, dan bangga menjadi anak Indonesia. Melalui adanya ketahanan sosial dna budaya diatas, diharapkan dapat menjadi saringan untuk mengatasi segala ATHG, baik yang datang dari luar negeri maupun dari dalam negeri yang membahayakan kelangsungan kehidupan sosial dan budaya bangsa dan negara Indonesia.
• Hankam
Geostrategi yang berintikan adanya rasa aman, damai, tidak sengketa dengan bangsa dan negara lain, percaya pada kemampuan sendiri meliputi faktor-faktor:
a). Doktrin
b). Wawasan Nasional
c). Sistem pertahanan keamanan
d). Geografi
e). Manusia
f). Integrasi angkatan bersenjata dan rakyat
g). Material
h). Ilmu pengetahuan dan teknologi
i). Kepemimpinan
j). Pengaruh luar negeri
Hubungan komponen antar gatra dalam tri gatra dan panca gatra serta antara gatra itu sendiri terdapat hubungan timbal balik yang erat dan lazim disebut hubungan dan ketergantungan satu sama lain. Hubungan komponen strategi dalam tri gatra dan panca gatra tersusun secara utuh menyeluruh (komprehensif integral) di dalam lingkungan asta gatra.
• Beberapa fakta tentang kondisi asta gatra yang dialami Indonesia :
– Ideologi liberalisme, komunisme: munculnya gerakan komunis
– Politik, demokrasi parlementer, diktator : munculya demokrasi terpimpin
– Ekonomi liberal, kapitalis : sistem ekonomi kapitalis
– Sosial, individualistis, faham sosialis : munculnya sifat individualistik
– Budaya, budaya barat/westernisasi: munculya budaya meniru negara maju
– Hankam : kasus lepasnya timor timur, Ligitan sipadan, terorisme, fanatisme agama
Geostrategi Indonesia sebagai pelaksanaan geopolitik Indonesia memiliki dua sifat pokok sebagai benkut.
a. Bersifat daya tangkal. Dalam kedudukannya sebagai konsepsi penangkalan, geostrategi Indonesia ditujukan menangkal segala bentuk ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan terhadap identitas, integritas, serta eksistensi bangsa dan negara Indonesia.
b. Bersifat developmental/pengembangan, yaitu pengembangan potensi kekuatan bangsa dalam ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankarn sehingga tercapai kesejahteraan rakyat.

7. Peranan IPTEK dalam Geostrategi Indonesia
Dalam Panca Gatra kehidupan Nasional yang meliputi bidang Pertahanan dan Keamanan terdapat faktor-faktor yang dapat mendorong untuk kemajuan bangsa serta berperan dalam Geostrategi Indonesia, salah satunya yakni faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan suatu bangsa tidak dapat terpisahkan dari kemajuan di bidang Ilmu Pengetahuan yang merupakan unsur utama dalam pengembangan bidang Teknologi dalam suatu Negara. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi juga mendorong kemajuan di bidang lain seperti bidang Komunikasi, Sistem Pertahanan, Pengembangan SDA, dan lain-lain. Salah satu peranan Ilmu pengetahuan dan Teknologi ialah dalam Sistem Pertahanan Nasional yakni dengan cara pengembangan teknologi untuk bidang komunikasi dalam rangka menjaga keutuhan bangsa.
Negara Indonesia merupakan Negara berbentuk kepulauan yang terdiri dari 17.508 pulau dengan luas daratan Indonesia adalah 1.922.570 km² dan luas perairannya 3.257.483 km². Indonesia merupakan Negara yang terluas ke-15 di dunia. Mengingat luas negara yang cukup besar dan dari fakta yang ada yang menjelaskan bahwa Negara Indonesia merupakan negara dengan kepulauan terbesar di dunia, maka faktor Komunikasi sangat penting dalam hal nmenjaga keamanan dan ketahanan nasional. Hal ini dapat di lakukan dengan pengembangan IPTEK untuk bidang Komunikasi untuk pertahanan pada wilayah-wilayah yang sulit di jangkau sehingga dapat memudahkan untuk mengontrol dan mengakses seluruh wilayah Indonesia.
Pengembagan IPTEK dalam pembuatan persenjataan juga dibutuhkan untuk membuat peralatan perang yang lebih canggih dan mutakhir sehingga tidak kalah dalam hal keakuratan serta jarak jelajah dari sebuah senjata. Penggunaan iptek dalam dunia kemiliteran juga di gunakan untuk radar pada kapal-kapal penjelajah penjaga perbatasan serta Radar pada pos-pos perbatasan dengan negara tetangga.
Dalam usaha pemupukan nasionalisme untuk memperkuat Ketahanan Nasional, maka pengaruh iptek sangatlah penting, yakni dalam bidang pendidikan. Ilmu pengetahuan dan Teknologi dalam bidang pendidikan di perlukan untuk memberikan gambaran tentang apa-apa saja yang ada dan yang perlu di kembangkan. Dalam hal ini pengaruh Ilmu pengetahuan dan Teknologi untuk membangun tingkat kesadaran akan nasionalisme serta implementasi dalam kehidupan sehari-hari bisa di wujudkan dalam pendidikan kewarganegaraan. Kesadaran akan sebuah kesamaan untuk membangun dan memajukan bangsa ini merupakan aspek utama membangun jiwa Nasionalisme. Iptek sebagai salah satu sumber pengembangan ilmu pengetahuan juga mampu memberikan sumbangsih untuk menanamkan jiwa nasionalisme dalam diri setiap warga Negara dengan cara memberikan gambaran tentang jiwa hidup dan cita-cita bangsa yang di wujudkan dalam hal persatuan dan kesatuan serta dalam usaha mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
8. Sifat-sifat Geostrategi Indonesia
a. Bersifat Daya Tangkal
Dalam kedudukannya sebagai konsepsi penangkalan, geostrategi Indonesia ditujukan untuk menangkal segala bentuk ancama, gangguan, hambatan maupun tantangan terhadap identitas bangsa, intergritas, maupun eksistensi bangsa dan Negara Indonesia. 
b. Bersifat developmental / pengembangan
Artinya, pengembangan potensi kekuatan bangsa dalam ideology, politik, ekonomi, social budaya, dan hankam, sehingga tercapai kesejahteraan rakyat.
c. Bersifat Mawas ke Dalam
Ditujukan ke dalam diri bangsa dan negara sendiri karena bertujuan untuk mewujudkan hakikiat dan sifat nasionalnya. Mawas kedalam berarti bahwa suatu bangsa harus lebih memperhatikan kedalam dirinya daripada keluar, oleh karena Ketahanan Nasional terutama diarahkan kepada diri bangsa dan negara itu sendiri dengan tujuan mewujudkan hakekat dan sifat nasionalnya sendiri. Hal ini tidak berarti bahwa bangsa itu harus menutup atau mengisolasikan diri dari dunia luar, juga tidak berarti bahwa bangsa itu harus menjadi bangsa yang ”chauvinist” yaitu bangsa yang hanya mementingkan diri sendiri.
Jadi mawas kedalam merupakan kemampuan dan kesanggupan untuk terus menerus meneliti kekuatan dan kemampuannya yang kongkrit selanjutnya bersedia/berusaha untuk menghilangkan atau setidak-tidaknya mengurangi kelemahan-kelemahan atau kerawanan yang ada serta memanfaatkan dan meningkatkan kekuatannya demi Ketahanan Nasional. Sifat mawas kedalam ini harus dimiliki oleh seluruh bangsa itu terutama oleh pimpinan baik pimpinan formal maupun informal.
Di atas disebutkan bahwa mawas ke dalam tidak berarti menutup diri terhadap dunia luar. Disadari bahwa dengan kemajuan teknologi yang pesat maka telah dapat dirasakan makin meningkatnya interdependensi antar bangsa di dunia sehingga dalam sifat mawas kedalam telah pula diperhatikan kepentingan-kepentingan negara lain. Dengan demikian diharapkan bahwa kerukunan antara bangsa sejauh mungkin akan terjamin.
d. Bersifat Kewibawaan
Kewibawaan bertujuan untuk mewujudkan kewibawaan nasional, dan harus diperhitungakan oleh negara lain. Seperti diuraikan di atas, bahwa geostrategi akan terwujud apabila suatu bangsa dapat mengembangkan semua unsur kekuatan nasionalnya yang mencakup aspek alamiah maupun nasional maupun sosial, menjadi satu kesatuan yang bulat. Geostrategi suatu bangsa yang mampu menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam, yang langsung maupun tidak langsung, akan dapat menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara tersebut.
Semakin tinggi geostrategi suatu bangsa semakin besar kemampuannya untuk menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan tersebut diatas, sehingga harus diperhitungkan oleh pihak-pihak lain. Tingkat Ketahanan Nasional yang diperhitungkan oleh pihak lain dan mempunyai daya pencegah akan mewujudkan kewibawaan nasional.
e. Berubah menurut waktu
Yaitu bersifat dinamis dan dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisi bangsa. Konsepsi geostrategi adalah bersifat obyektif umum, maka secara teoritis konsepsi tersebut harus dapat diterapkan dinegara manapun saja. Satu hal tidak boleh kita lupakan adalah bahwa faktor situasi dan kondisi negara yang bersangkutan adalah sangat menentukan (dominan). Situasi dunia internasional akan selalu berubah dan berkembang terus sesuai dengan kepentingan masing-masing negara berdasarkan aspirasi nasionalnya masing-masing negara tersebut di dalam mencapai tujuannya. Bagi bangsa-bangsa yang dalam pengembangan konsepsi geostrategi nasional mempunyai salah satu sifat/ciri yang cukup kenyal dan dinamis di dalam menghadapi perubahan-perubahan situasi dan kondisi baik yang berasal dari dalam maupun dari luar, maka bangsa-bangsa tersebut akan dapat mempertahankan eksistensinya.
Perubahan-perubahan perlu disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang sedang atau akan dihadapi, sehingga hal ini akan memperkuat daya tahan dan keuletan guna meningkatkan kondisi geostartegi disegala bidang. Perlu ditekankan bahwa penyesuaian prubahan untuk menentukan strategi yang paling tepat guna mempertahankan kelangsungan hidup bangsa melalui geostrategi ini ini harus selalu dilandasi oleh falsafah bangsa yang bersangkutan, dan wawasan yang dianut oleh bangsa yang bersangkutan, yang harus dilaksanakan secara realistis dan pragmatis sesuai kemampuan dan pembatasan-pembatasan yang ada.

f. Bersifat Tidak Tergantung pada Pihak Lain
Kemandirian dibangun dan dikembangkan atas dasar kemampuan sendiri dengan memanfaatkan segenap aspek kehidupan nasional. Pengembangan kemampuan nasional dalam meningkatkan daya saing bangsa diupayakan untuk tidak tergantung pada pihak lain. Walaupun kebanyakan negara berkembang merupakan bekas negara jajahan dan masih dipengaruhi mental kolonial dan rasa tergantung kepada bekas penjajahnya.
g. Sifat tidak membenarkan sikap adu kekuasaan dan kekuatan
Konsepsi geostrategi nasional tidak bertujuan untuk menanamkan rasa permusuhan terhadap suatu negara ataupun sekelompok negara tertentu, serta tidak menyetujui konfrontasi dan dominasi dalam bentuk apapun. Pada dasarnya, dengan konsepsi geostrategi hendak dibina daya, kekuatan dan kemampuan suatu bangsa dan negara demi terjaminnya kemerdekaan, kesejahteraan dan kebahagiaan serta keamanan bangsa dan negara itu sendiri. Daya, kekuatan dan kemampuan bangsa dan negara ini dengan sendirinya juga dapat diaplikasikan dalam pergaulan internasional untuk menghadapi tantangan, ancaman, gangguan dan hambatan baik langsung maupu tidak langsung yang dapat membahayakan kelangsungan hidup, kesejahteraa dan keamanan bangsa dan negara. Pembentukan dan pengembangan kekuatan nasional itu sendiri, baik fisik maupun dalam bentuk lainnya, pada dasarnya bukanlah suatu hal yang negatif. Yang negatif adalah motivasi dari penggunaan kekuatan itu oleh orang-orang atau negara terhadap negara atau bangsa lain dalam memaksakan kehendaknya.
Oleh karena itu konsepsi geostrategi mengutamakan konsultasi dan saling menghargai di dalam pergaulan hidup antagonisma dan adu kekuasaan. Hal ini mengabaikan pembangunan, pembinaan, dan pengembangan kekuatan.

9. Azas-Azas Geostrategi Indonesia
Asas Ketahanan Geostrategi Indonesia adalah tata laku yang didasari nilai-nilai yang tersusun berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nasional yang terdiri dari :
1. Asas Kesejahteraan dan Keamanan
Kesejahteraan dan keamanan dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan dan merupakan kebutuhan manusia yang mendasar dan esensial, baik sebagai perorangan maupun kelompok dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan demikian kesejahteraan dan keamanan merupakan asas dalam sistem kehidupan nasional dan merupakan nilai intrinsik yang ada padanya.
Dalam realisasinya kondisi kesejahteraan dan keamanan dapat dicapai dengan menitikberatkan pada kesejahteraan tetapi tidak mengabaikan keamanan. Sebaliknya memberikan prioritas pada keamanan tidak boleh mengabaikan kesejahteraan. Oleh karena itu, keduanya harus selalu ada, berdampingan pada kondisi apapun sebab keduanya merupakan salah satu parameter tingkat strategi nasional sebuah bangsa dan negara.
2. Asas Komprehensif Intergral atau Menyeluruh Terpadu
Sistem kehidupan nasional mencakup segenap aspek kehidupan bangsa secara utuh menyeluruh dan terpadu dalam bentuk perwujudan persatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi dan selaras dari seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan demikian, geostrategi nasional mencakup ketahanan segenap aspek kehidupan bangsa secara utuh, menyeluruh dan terpadu (komprehensif integral)
3. Asas mawas ke dalam dan mawas ke luar
Sistem kehidupan nasional merupakan perpaduan segenap aspek kehidupan bangsa yang saling berinteraksi. Disamping itu, sistem kehidupan nasional juga berinteraksi dengan lingkungan sekelilingnya. Dalam prosesnya dapat timbul berbagai dampak baik yang bersifat positif maupun negatif. Untuk itu diperlukan sikap mawas kedalam dan ke luar.
· Mawas kedalam: mawas ke dalam bertujuan menumbuhkan hakikat, sifat dan kondisi kehidupan nasional itu sendiri berdasarkan nilainilai kemandirian yang proporsional untuk meningkatkan kualitas derajat kemandirian bangsa yang ulet dan tangguh. Hal itu tidak berarti bahwa ketahanan nasional mengandung sikap isolasi dan atau nasionalisme sempit (chauvinisme).
· Mawas ke luar: mawas ke luar bertujuan untuk dapat mengantisipasi dan ikut berperan serta menghadapi dan mengatasi dampak lingkungan strategis luar negeri, serta menerima kenyataan adanya saling interaksi dan ketergantungan dengan dunia internasional. Untuk menjamin kepentingan nasional, kehidupan nasional harus mampu mengembangkan kekuatan nasional, agar memberikan dampak keluar dalam bentuk daya tangkal dan daya tawar. Namun demikian, interaksi dengan pihak lain diutamakan dalam bentuk kerjasama yang saling menguntungkan.
4. Asas kekeluargaan
Asas kekeluargaan mengandung keadilan, kearifan, kebersamaan, kesamaan, gotong-royong, tenggang rasa dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam asas ini diakui adanya perbedaan yang harus dikembangkan secara serasi dalam hubungan kemitraan serta dijaga agar tidak berkembang menjadi konflik yang bersifat antagonistik yang saling menghancurkan.

10.Ancaman yang Dihadapi Trigatra dan Pancagatra Indonesia
Beberapa ancaman yang dihadapi oleh Trigatra dan Pancagatra Indonesia, antara lain sebagai berikut :
1. Di dalam era globalisasi sekarang ini dan di masa yang akan datang, tidak tertutup kemungkinan campur tangan asing dengan alasan mengakkan nilai-nilai HAM, demokrasi, penegakan hukum, dan lingkungan hidup di balik kepentingan nasional mereka. Situasi seperti ini kemungkinan besar dapat terjadi apabila unsusr-unsur utama kekuatan Hankam dan komponen bangsa yang lain tidak mampu mengatasi permasalahan dalam negeri. Untuk itu anacaman yang paling realsistik adalah adanya hubungan antara kekuatan dalam negeri dan kekuatan luar negeri.
2. Sistem free fight liberalisme yang hanya menguntungkan pelaku ekonomi yang bermodal tinggi dan tidak memungkinkan berkembangnya ekonomi kerakyatan.
3. Sistem etatisme, dalam artian negara beserta aparatur ekonomi negara bersifat dominan.
4. Pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok dalam bentuk monopoli yang merugikan masyarakat.
5. Kedaulatan NKRI yang dua pertiga wilayahnya yang terdiri atas laut menempatkan laut dan udara di atasnya sebagai mandala perang yang pertama kali akan terancam karena keduanya merupakan initial point, untuk memasuki kedaulatan RI di darat. Ancaman dari luar senantiasa akan menggunakan media laut dan udara di atasnya karena Indonesia merupakan negara kepulauan. Dengan demikian pembangunan postur kekuatan Hankam masa depan perlu diarahkan ke pembangunan kekuatan secara proporsional dan seimbang antara unsur-unsur utama kekuatan pertahanan, yaitu TNI AD, TNI AL dan TNI AU serta unsur utama keamanan, yaitu POLRI. Pesatnya kemajuan iptek membawa implikasi meningkatnya kemampuan tempur, termasuk daya hancur dan jarak jangkau. Dengan demikian ancaman masa depan yang perlu diwaspadai adalah serangan langsung lewat udara dari laut oleh kekuatan asing yang memiliki kepentingan terhadap Indonesia.
6. Keberadaan Indonesia dipersilangan jalur pelayaran strategis, memang selain membawa keberuntungan juga mengandung ancaman. Sebab pasti dilirik banyak negara. Karena itu sangat beralasan bila beberapa negara memperhatikan dengan cermat setiap perkembangan yang terjadi di Indonesia. Australia misalnya, sangat kuatir bila Indonesia mengembangkan kekuatan angkatan laut, yang pada gilirannya dapat memperketat pengendalian efektif semua jalur pelayaran di perairan nusantara.Penetapan sepihak selat Sunda dan selat Lombok sebagai perairan internasional oleh Indonesia secara bersama-sama ditolak oleh Amerika Serikat, Australia, Canada, Jerman, Jepang, Inggris dan Selandia Baru. Tentu apabila dua selat ini menjadi perairan teritorial Indonesia, maka semua negara yang melintas di wilayah perairan ini harus tunduk kepada hukum nasional Indonesia, tanpa mengabaikan kepentingan internasional.

11. Upaya-Upaya Masyarakat dalam Mewujudkan Geostrategi Nasional
A. Geostrategi dalam bidang Politik
Konsep dan perpolitikan di Indonesia, pada dasarnya adalah hasil dari difusi dan asimilasi dari bentuk-brntuk bebeapa konsep polotik negara lain. Terutama konsep politik dari negara-negara penjajah yang sempat singgah di bumi Indonesia ini. Sekalipun dalam peraturan termaktub bahwa politik Indonesia adalah sistem politik yang berdasarkan kepada Pancasila terutama yang terdapat pada sila ke-4 yaitu Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan. Namun pada kenyataannya lain. Hal ini jelas terlihat dengan dipraktikannya sistem politik demokrasi, yang kalau kita tahu demokrasi itu muncul dari pemikiran-pemikiran liberalisme.
Yang pasti perlu kita cermati, bahwa rakyat adalah bagian dari negara, sekalipun negara pada awalnya berdiri atas kehendak rakyat, namun dengan kekuatan peraturan yang telah disepakati oleh semua lembaga dan elemen masyarakat, maka peran negara dan pemerintah tentu harusnya menjadi pilar yang perlu diperhatikan[ALG1] [ALG2] [ALG3] . Solusi apa yang dipaparkan guna perbaikan sistem politik Indonesia dan menjadi bagian dari geostrategi Indonesia adalah penentuan sistem politik yang konsepannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada dan terjadi dinegara Indonesia, maksudnya disesuaikan dengan dasar-dasar Negara yaitu undang-undang dasar Negara. Dan yang paling penting adalah prakteknya pun harus sesuai dengan konsep yang telah ditetapkan.
B. Geostrategi Dalam Bidang Ekonomi
Seperti kita ketahui bersama, sistem baik konsep ataupun praktek perekonomian yang diterapkan di Indonesia, sangat jauh dari upaya untuk pertahanan negara secara utuh dan independent. Memang tidak bisa pungkiri rezim apapun yang naik semuanya sepakat untuk memperbaiki keterpurukan perekonomian negara, mereka semua mengerahkan segenap kemampuannya untuk memunculkan inovasi-inovasi baru yang kelihatannya menonjol dimata dunia, tak jarang para ekonom negara kita banyak bekerja sama dengan pengusaha-pengusaha asing. Namun yang terjadi, kesengsaraan masih saja terus melanda kita, kemiskinan, kesenjangan ekonomi, dan tidak meratanya tingkat perkapita masyarakat. Untuk itu, beberapa strategi yang perlu diprhatikan dalam menilik ekonomi kita antara lain :
1. Kemandirian dalam segala hal, segala bidang dan aspek kehidupan ketatanegaraan. Termasuk salah satunya dalam bidang ekonomi. Lantas kita pun tidak akan lupa, dengan capres dan cawapres yang sekarang sedang berkompetisi memperebutkan kursi yang semoga tidak semata kesana, melainkan siapapun yang nanti terpilih mereka akan bertanggungjawab untuk memperjuangkan hak-hak rakyatnya secara merata, termasuk dalam mewujudkan Indonesia menjadi sejahtera, aman, adil sentosa, dan berdaya saing global.
2. Yang kedua, langkah konkret yang harus dilakukan adalah, penanaman sikap yang kuat dalam setiap individu masyarakat untuk berpikir bukan hanya menjadi konsumen saja melainkan bagaimana caranya menjadi produsen. Dan hal ini sangat belum membudaya dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Mereka hanya mau disuapin saja tanpa mau berupaya membuatnya sendiri. Artinya sistem perekonomian bangsa kita perlu dirubah arah orientasinya yang tadinya hanya sebagai konsumen sekarang diarahkan untuk menjadi produsen. Dalam hal ini tentu peran pemerintah sebagai motivator dan fasilitator murni sangat diperlukan.
3. Yang ketiga yang perlu kita dalam rangka memperkokoh sistem perekonomian Negara Indonesia adalah bagiamana caranya untuk sebisa mungkin tidak banyak terlalu mudah diintervensi oleh pihak-pihak asing, sekalipun kita telah menganut sistem demokrasi tapi bukan berarti segalanya harus kita tiru, karena kita bukan meraka, rakyat indonesia tidak sama dengan rakyat dinegara mereka, baik itu corak hidupnya, kebudayaannya, adat kebiasaannya, semuanya berbeda. Maka tak salah apabila kita memilah-milah hal yang perlu kita adopsi dan yang tidak.
C. Geostrategi dalam bidang Sosial
Langkah-langkah yang harus kita aktualisasikan guna memperbaiki tatanan kehidupan sosial masyarakat Indonesia adalah sebagai berikut :
1) Dikembalikannya pola kehidupan yang dulu pernah ada. Perlu digaris bawahi bukan berarti lantas kita kembali menjadi kehidupan kuno lagi. Melainkan kita kembali menerapkan pola kehidupan yang harmonis, dinamis, dan familier. Kita kembali munculkan sikap-sikap gotong royong, saling menghormati dan menghargai, saling merasakan, dan saling membantu untuk bersama-sama membangun.
2) Perlu dipahamkan bahwa pola kehidupan liberal yang sekuler itu jelas sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip masyarakat ketimuran yang itu berarti mereka tidak lagi dengan mudahnya meniru dan menerapkan pola yang seperti itu. Melainkan mereka harus disadarkan ulang tentang bagaimana pola konsep dan praktek kehidupan yang seharusnya dijalankan oleh warga Indonesia khususnya. Dalam hal ini institusi pendidikan sangat memiliki peran yang sangat pilar.
D. Geostrategi dalam Bidang Budaya
Kita tentu masih ingat ketika bangsa kita tiba-tiba rame menggunakan batik dalam setiap aktivitas keseharian kita, terutama dikalangan petinggi negara. Ya, peristiwa itu terjadi ketika ada pengakuan bahwa batik adalah hasil kreasi orang-orang Malaysia. Lantas kita juga belum lupa ketika orang ramai-ramai menyuarakan bahwa seni angklung adalah hasil seni budaya khas bangsa Indonesia khususnya Jawa Barat. Sejalan dengan pemikiran diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa bahwa ada hal penting yang diangggap kurang diperhatikan oleh segenap bangsa ini, salah satunya adalah pemelihara atau pelestarian budaya. Mengapa demikian? Karena dengan tidak dipeliharanya itu maka eksistensi budaya kita semakin hilang, terlebih saat ini semua itu telah tergerus oleh roda globalisasi dan konsep modernisasi. Perlu kita waspaidai, perlu kita sikapi, perlu kita tangapi secara serius. Bukan kita malah ketika budaya kita ada yang menjiplak, bukan seharusnya kita tiba-tiba mengeksiskan budaya kita ketika itu diaku oleh bangsa lain. Namun bagaimana cara dan upaya serta strateginya agara dalam setiap saat, tanpa mengenal waktu-waktu tertentu saja, budaya ini perlu kita perlihara, perlu terus kita lestarikan, perlu kita selalu perbaharui, dan perlu kita eksiskan baik dalam dan luar negeri. Kita tidak perlu malu, kita tidak harus takut dikatakan kuno, atau ketingglan zaman dan sebagainya. Kita seharusnya bangga dengan segudang kreativitas warisan leluhur kita. Coba mulai dari saat ini pendidikan kebudayaan digalakkan lagi, budaya tidak boleh dijadikan sebagai suatu yang aneh,atau sesuatu yang unik, karena budaya bukan terngkorak hewan purba, karena budaya bukan batu asteroid yang jatuh kebumi. Melainkan budaya itu harus tetap hidup, harus tetap tumbuh dan berkembang, dalam setiap saat dan waktu, dimanapun dan kapanpun serta oleh siapapun, bukan malah budaya itu disimpan dimuseum. Barang kali ini adalah pemikiran yang keliru yang perlu segera dibenahi. Adapun hal-hal yang bisa dilakukan terkait masalah, strategi untuk tetap menjaga kelestarian budaya, adalah sebagai berikut:
1. Pendidkan kebudayaan perlu diprioritaskan baik itu di jalur pendidikan formal, nonformal dan informal.
2. Kegiatan-kegiatan yang sifatnya kemasyarakatan dibiasakan selalu dibalut dengan kebudayaan, jangan sampai kita lebih bangga menyaksikan tampilan Band dari pada Seni Budaya Wayang atau Tari Jaipong.
3. Buat pencitraan bahwa budaya itu adalah salah satu kekayaan yang perlu dijaga, mencintai budaya berarti mencintai dan menghargai leluhur kita.
4. Kita harus selalu mengupdate eksistensi kebudayaan kita, kita kemas dengan kemasan yang lebih up to date sehingga orang akan semakin cinta dan menikmati setiap kreasi budaya kita.
5. Kita masih ingat dengan ungkapan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai karya-karya leluhurnya, barangkali ungkapan ini hanya baru diketahui saja belum dipahami. Maka pemahaman tentang kebudayaan menjadi sangat perlu untuk diaktualisasikan dalam realita kehidupan.

E. Geostrategi dalam Bidang Pertahanan Keamanan
Orang terkadang selalu mengidentikan ketahanan itu dengan TNI, ABRI, Polisi. Apakah itu hal yang salah? Jelas tidak, mereka memang berkewajiban secara utuh dengan penuh kesadaran untuk menjaga, membentengi keamanan dan kenyamanan segenap bangsa ini dari berbagi ancaman baik yang datang dari dalam ataupun luar negeri, apapun rIsikonya. Namun kewajiban menjaga itu bukan hanya ada ditangan-tangan mereka, melainkan kewajiban semua kalangan, mulai dari kalangan pekerja, buruh, karyawan, rakyat sipil pemerintah, pengusaha, politikus, dll. Karena zaman sekarang konsep ketahanannya pun telah berbeda dengan konsep yang pra kemerdekaan. Zaman sekarang ini serangan yang mengancam keamanan dan kenyamanan serta ketertiban bangsa itu tidak hanya dalam bentuk serangan senjata yang berwujud, melainkan serangan senjara yang abstrak yang menyarang melalui konsep pemikiran kita pula. Untuk itu perlu diperhatikan bahwa dalam hal ini peran pendidik menjadi sangat jelas diperlukan. Setiap orang bukan hanya harus dikuatkan fisiknya saja, melainkan psikis dan pemikirannya, agar mampu menghalau berbagai tantangan, hambatan, ancaman dan permasalahan yang sedang dan akan dihadapi oleh bangsa ini.
Penutup
Kesimpulan
Geostrategi adalah suatu strategi dalam memanfaatkan kondisi lingkungan di dalam upaya mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional. Geostrategi Indonesia adalah strategi dalam memanfaatkan konstelasi geografi negara Indonesia untuk menentukan kebijakan, tujuan dan sarana-sarana untuk mencapai tujuan bangsa Indonesia.Geostrategi merupakan metode atau aturan-aturan untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan melalui proses pembangunan yang memberikan arahan tentang bagaimana membuat strategi pembangunan dan keputusan yang terukur dan terimajinasi guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, lebih aman, dan bermartabat.
Geostrategi diperlukan dalam menunjang keberhasilan tugas pokok pemerintahan, seperti tegaknya hukum dan ketertiban, terwujudnya kesejahteraan dan kemakmuran, terselenggaranya pertahanan dan keamanan, terwujudnya keadilan hukum dan keadilan sosial, serta terdapatnya kesempatan rakyat untuk mengaktualisasikan diri. Metode astragatra merupakan perangkat hubungan bidang-bidang kehidupan manusia dan budaya yang berlangsung di atas bumi ini dengan memanfaatkan segala kekayaan alam yang dapat dicapai dengan menggunakan kemampuannya. Komponen-komponennya adalah komponen strategi yang terdiri atas delapan gatra (aspek). Delapan gatra (aspek) ini dapat diklasifikasi dalam dua bagian yang meliputi Trigatra dan Pancagatra.
Geostrategi Indonesia diperlukan dan dikembangkan untuk mewujudkan dan mempertahankan integritas bangsa dan wilayah tumpah darah negara Indonesia, mengingat kemajemukan bangsa Indonesia serta sifat khas wilayah tumpah darah negara Indonesia. Geostrategi Indonesia diwujudkan melalui konsep Ketahanan Nasional yang bertumbuh pada perwujudan kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Dengan mengacu pada kondisi geografi bercirikan maritim, maka diperlukan strategi besar (grand strategy) maritim sejalan dengan doktrin pertahanan defensif aktif dan fakta bahwa bagian terluar wilayah yang harus dipertahankan adalah laut. Implementasi dari strategi maritim adalah mewujudkan kekuatan maritim (maritime power) yang dapat menjamin kedaulatan dan integritas wilayah dari berbagai ancaman. Geostrategi adalah kondisi dinamis suatu bangsa berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional di dalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman, gangguan, tantangan baik yang datang dari dalam maupun dari luar yang langsung maupun tidak langsung, membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidaup bangsa dan bernegara maupun perjuangan nasional. Sifat geostrategis ada 7 macam, yaitu : bersifat daya tangkal dan bersifat developmental/pengembangan, mawas ke dalam, bersifat kewibawaan, berubah menurut waktu, tidak bergantung kepada pihak lain, dan sifat tidak membenarkan sikap adu kekuasaan dan kekuatan. Geostrategi dalam bidang-bidang ketatanegaraan adalah sebagai berikut : geostrategi Indonesia dalam wujud ketahanan nasional, geostrategi dalam bidang ekonomi, geostrategi dalam bidang sosial, geostrategi dalam bidang budaya, dan geostrategi dalam bidang pertahanan keamanan. Hakekat geostrategi adalah keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam mencapai tujuan nasional. Dalam usaha pemupukan nasionalisme untuk memperkuat Ketahanan Nasional, maka pengaruh iptek sangatlah penting, yakni dalam bidang pendidikan. Ilmu pengetahuan dan Teknologi dalam bidang pendidikan di perlukan untuk memberikan gambaran tentang apa-apa saja yang ada dan yang perlu di kembangkan. Dalam hal ini pengaruh Ilmu pengetahuan dan Teknologi untuk membangun tingkat kesadaran akan nasionalisme serta implementasi dalam kehidupan sehari-hari bisa di wujudkan dalam pendidikan kewarganegaraan. Kesadaran akan sebuah kesamaan untuk membangun dan memajukan bangsa ini merupakan aspek utama membangun jiwa Nasionalisme.

Daftar Pustaka
Lemhanas. 1996. Kewiraan Untuk Mahasiswa. Diterbitkan dengan Kerja Sama Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdikbud dan Gramedia: Jakarta.
----------------, 2004. Pendidikan Kewarganegaraan. Gramedia: Jakarta.
Sunardi, RM. 2004. Pembinaan Ketahanan Bangsa. PT Kuatemita Adidarma: Jakarta.
Anonim.2011.GeostrategiIndonesia.http://geounesa.net/news/index.php?option=com_content&view=article&id=87:geostrategi-indonesia-dalam-kepentingan-teritorial&catid=54:geografi-politik&Itemid=96. Diakses pada tanggal 02 April 2011.
Anonim.2011.GeostrategiIndonesia.http://myteiku.blogspot.com/2010/04/geostrategi-indonesia.html. Diakses pada tanggal 02 April 2011. 
Bedjo dan Zainul Akhyar. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan. FKIP UNLAM: Lab PKn.
Nasution, A H. 1977. Sishankamrata/Ketahanan Nasional. Jakarta, Mimeo: Jakarta.
Santoso, Budi. S.S.2002. Peranan Para Pemimpin dan Patriot Bangsa dalam Mempertahankan Kelangsungan Hidup Bangsa dan Negara. Jumal Ketahanan Nasional. Program Studi Ketahanan Nasional S.Ps-UGM: Yogyakarta.
Suniodiningrat, Gunawan. 2001. Pembangunan Ekonomi dan Inlegrasi Bangsa. Jurnal Ketahanan Nasional. Program Studi Ketahanan Nasional S.Ps - UGM: Yogyakarta.
Suryohadiprojo, Sayidiman.2001. Integrasi Bangsa, Jumal Ketahanan Nasional. Program Studi Ketahanan Nasional S.Ps-UGM: Yogyakarta.








0 komentar:

Posting Komentar