Jumat, Mei 13, 2016

Renungan Hidup 3

Satu kata yang benar-benar aku renungkan di umurku yang sudah ke-20 tahun ini. Ketegasan. Sebuah kata yang akhir-akhir ini sangat mengusikku, kata yang timbul akibat berbagai masalah batin yang kuhadapi. Bukan sakali dua kali prilaku yang tercermin dalam diri kita masing-masing, terutama diriku, membiarkan diri kita untuk mengizinkan orang lain maupun sebuah masalah ‘mengeksploitasi’ kita. Maksudnya apa? Berbasis pada pengalaman pribadi, ‘waktu saat ketika’ kita membiarkan orang lain untuk memanjakan dirinya pada kita dengan pilihan hati kita sendiri berdalih bahwa, ‘ah, dia teman dekatku, biarlah dia melakukan sesukanya,’ atau, ‘ah, gak papa, sekali-kali kok dia meminta tolong.’ Masih bingung dengan ilustrasi di atas? Yah, baiklah kali ini aku hanya memberikan sedikit masalah kecil dalam hidupku (berhubung karena ada yang memintaku menulis lagi J). Aku adalah salah seorang ‘manusia’ yang terkadang sangat sulit untuk berkata TIDAK pada orang lain. Terkadang perkataan, tindakanku yang terlalu mengiyakan semua ajakan teman, semua permintaan teman, membuatku muak dalam hati. Kenyataannya, terkadang aku merasa sangat berat untuk melakukan permintaan itu, tetapi aku selalu tetap mencoba mengatakan iya, dan yang ada, lama-kelamaan seseorang/beberapa orang tersebut terlalu nyaman dengan tindakanku dan menyalahgunakan kebaikanku. Hal yang sangat membebaniku. Terlintas di hati, terkadang, ‘Ayolah, Del. Kamu tolak sekali-kali gak masalah kok.’ Akan tetapi akan muncul perkataan lain, ‘Nanti dia bakalan marah lo samamu, lagian cuma minta gitu doang kok, gak masalah toh.’ Akhirnya, aku cukup sadar mengapa aku seakan terlalu ‘bodoh’ untuk mengiyakan ajakan teman sekalipun itu lebih banyak merugikanku.:
1.       Kecenderungan ketidakmampuan dalam menentukan sikap
2.       Kurangnya KETEGASAN
3.       Takut dianggap ‘jahat’ oleh orang lain (alasan yang satu ini sungguh tidak masuk akal, tapi memang benar adanya)
Dan, dengan segala beban, aku benar-benar mencoba menyadarkan diri. Ada apa dengan diriku yang terlalu sering mengalah unuk orang lain? KETEGASAN. Yah, sebuah prinsip utama yang benar-benar harus dijunjung pada umurku yang bukan lagi remaja SMA yang masih labil. “Adel, kamu harus belajar menentukan sikapmu, tegas pada dirimu dan kepada orang lain. Jangan biarkan orang lain semena-mena terhadapmu karena kebaikanmu yang ‘terlalu teledor’. Itu cikal bakal menjadi seorang pemimpin.” Sebuah nasihat dari seorang panutanku mengatakan demikian. Menjadi seorang yang tegas harus berani untuk tidak disukai oleh orang-orang tertentu. Menjadi seorang yang tegas harus berani untuk tidak bergantung kepada orang lain, alias mandiri. Mengapa? Saat kita tegas, dalam sebuah contoh kasus di mana kita berani mengatakan tidak untuk sebuah ajakan intens yang membebani kita, di saat itu pula seseorang mulai tidak menyukai kita atas tindakan kita. Di sisi lain, apabila kita terlalu bergantung terhadap orang tersebut, maka akan ada rasa kekhawatiran dalam diri kita muncul, ‘nanti dia gak bakal nemenin aku lagi karna sikap penolakanku tadi.’ Jauhkan perasaan seperti itu. Ingat, teman kamu bukan dia saja kok, ada banyak orang lain yang bisa membuatmu berpikir dan berkegiatan positif ketimbang kamu harus bela-belain menerima ajakannya sedang dirimu sering merutuk dalam hati. Seperti sebuah game berbasis kanyataan yang harus kita dalami, dengan berbagai pilihan tapi hanya satu pilihan yang benar dan berisiko, ‘YA, aku harus melakukan ini untuk kebaikanku dan kebaikannya.’ Dengan kita tidak membiarkan orang lain untuk menyalahartikan kebaikan kita, disitu pula kita belajar menjadi seseorang pemimpin kecil untuk diri kita unruk tidak membiarakan diri kita mengalah hanya demi kesenangan seorang lain yang menimbulkan perasaan sakit di batin kita masing-masing pribadi. Itulah makna ketegasan yang benar-benar perlu didalami untuk orang-orang sepertiku.
Satu dari sedikit banyak coretan aneh yang tertulis di blog ini. Semoga hal ini dapat menjadi sebuah pegangan yang bukan saja aku sharingkan, melainkan juga aku laksanakan begitupun dengan saudara sekalian.

‘Welcome in the 20th zone, Del.

Kamis, Februari 04, 2016

Renungan Hidup (Lagi) :D

'Bosen hidup!'
'Tuhan gak adil!'
'Mengapa aku harus menanggung masalah seberat ini, Tuhan. Aku bener-bener gak sanggup!'

Pernah, bahkan tidak jarang aku sering mengatakan hal tersebut. Entah hanya selintas lalu, atau malah berlarut-larut. Semakin aku berpikir demikian, semakin aku merasakan ketidaknyamanan dalam hidupku. Bagaimana dengan kalian, Sobat?

Kamis, September 03, 2015

Pendaftaran STMKG

Holaa..
STMKG sekarang udah buka pendaftaran nih buat adik.adik sekalian. 
Ayo buruan daftar! :D
Sebelumnya, saya mau ngeshare aja nih apa aja sih keuntungan jadi taruna/i STMKG?
Buat kalian yang bingung kampus mana yang bisa ngejamin setelah lulus bakalan langsung kerja atau tidak, jawabannya adalah STMKG. Mengapa? STMKG merupakan sekolah kedinasan yg berada di bawah badan pemerintah langsung yaitu BMKG. Pendataan jumlah taruna/i yang akan diterima pun didasarkan pada jumlah kebutuhan pegawai di stasiun di seluruh Indonesia pertahunnya. Untuk itu, setiap lulusan STMKG akan langsung bekerja di bawah BMKG itu sendiri. Selain itu, dari segi biaya, selama kita mengenyam pendidikan, STMKG secara gratis memberikan ilmu kepada para taruna/i tanpa dipungut biaya. Setelah lulus program D4, bagi yang ingin melanjut S2, diberikan akses dengan biaya gratis oleh BMKG asal kita mampu dan ada kemauan untuk melanjut ke jenjang pendidikan selanjutnya. Jangan ragu untu memilih STMKG sebagai pilihan kuliah adik-adk. Selama kita mengecap pendidikan hingga 2 semester, kita akan menerima tunjangan ikatan dinas tidak perlu disebutkan jumlahnya :D) per bulan. Setelah memperoleh gelar Ahli Pratama, taruna/i STMKG akan ditempatkan di stasiun-stasiun seluruh Indonesia sebagai seorang CPNS. Selama kita ditempatkan selama setahun, kita memperoleh gaji, remunerasi, uang makan, dan tunjangan lainnya. Setlah kita selesai menempuh setahun PKL, kita akan dipanggil lagi di STMKG untuk kembali menuntut ilmu kita dan kita tetap digaji layaknya sebagai seorang pegawai pemerintah yang telah berstatus sebagai seorang ASN. Menarik bukan? 
Setelah kita lulus sebagai seorang Sarjana Sains Terapan, kita langsung meraih golongan III A. 
Begitu banyak keuntungan kita memilih STMKG sebagai salah satu jalan meraih masa depan gemilang kita.  
So, bagi kalian yang ingin mendaftar sebagai salah satu bagian dari taruna/i STMKG, silahkan kunjungi website www.stmkg.ac.id/ Kami menunggu kehadiran kalian.

Sabtu, Mei 16, 2015

Bali Vacations Tour

Welcome to Bali!

Unexpecting prediction, actually. Aku beserta 21 temanku dapat tugas magang di Stasiun Meteorologi Sanglah, Denpasar dan Balai Besar Meteorologi, Kllimatologi dan Geofisika Bali. Kami berangkat tepatnya tanggal 5 April menuju Pulau Dewata yang terkenal dengan berbagai destinasi tempat wisata itu. Meskipun diribetkan dengan masalah pekerjaan kami serta tugas seabrek, tidak lupa kami menyempatkan diri untuk menikmati keindahan Thousand Temples Island ini. Sia-sia dong kalo ke Bali tanpa exploring tempat wisatanya.

Jumat, Mei 15, 2015

Horror Story : Tangisan Aneh di Dasar Jurang

Nadine mengeluh kesal memandang jalan lurus di depannya. Ini bukan kali pertamanya melangkah sendiri menuju jalan itu. Namun tetap saja, rasa merinding terus menghantui pikirannya. Berulang kali Nadine meminta ayah agar menjemputnya sepulang dari tempat kursusnya, tetap saja ayah tidak mengindahkan permintaannya. Kini ia harus melewati jalan yang tidak beraspal itu sendirian, tanpa ada motor ataupun kendaraan lain yang lewat. Jalan itu sendiri merupakan main-road dengan sisi kiri-kanan pohon kelapa sawit. Berhubung tempat tinggal Nadine jauh dari kota, jalan tersebut jarang dilalui kendaraan, apalagi menjelang sore hari. Di salah satu sisi jalan terdapat jurang kecil dengan aliran air dangkal. Nadine sendiri pernah ke dasar jurang tersebut, bermain dengan teman-teman kecilnya menangkap ikan kletek kecil. Tidak ada hal mencurigakan yang ia temui saat ia bermain dengan teman-temannya saat itu. Tetapi, jika Nadine berjalan sendiri melewati jalan itu, suara-suara aneh melantun dari dasar jurang tersebut.

Selasa, April 28, 2015

What is Your Aim?

I ve no wonder what I gonna do, in my future.
Ketika umurku sudah menginjak ke-19 tahun. Yah, aku mulai banyak berpikir. Kadang hidup memang gak semudah yang aku bayangkan. Santai saja, tapi tetap saja banyak orang mengatakan demikian. Semakin bertambah usia, maka tingkat masalah dalam kehidupan akan semakin kompleks. Masalah karier, jodoh, serta pengabdian akan keluaraga terus saja berkeliling di pulau Bermuda otakku. Mungkin aku yang terlalu cepat dewasa, ntahlah. Toh, yang aku tahu sekarang, sudah waktunya aku benar-benar meniti masa depanku, hendak menjadi apa aku, dan apa tujuanku. Jelas aku sudah tidak diribetkan oleh masalah pekerjaan, di usiaku ini, aku sudah diangkat menjadi seorang CPNS yang sebentar lagi akan beralih jabatan menjadi ASN. Tapi, yang namanya manusia tidak pernah puas, segala bentuk keinginan untuk semakin naik dan naik lagi akan terus menuntut yang bisa saja akan menjadi bumerang di kemudian hari.

Selasa, Januari 13, 2015

Part IV. Occupation

Hai sobat!
Kali ini aku akan share tentang kebersamaan aku di Gorontalo, bersama pegawai-pegawai di sini. Kocak, so pasti! Dua hari yang lewat aku ikut arisan dengan ibu-ibu dharma wanita di sini. Mau gak mau, memang harus ikut. Nah, arisannya itu diadakan di Pentadio, sebuah tempat kolam berang air hangat. Enak sih, sekalian melepas penat di sana, berendam jo. J
Aku yang dulunya gak pernah sekalipun dapat durian runtuh, seperti lucky draw, menang undian, eh gak taunya dapat arisan di sana. Padahal aku baru bayar 1 x itu uang arisan. Senang sih, tapi aku gak ambil. Haha, aku kasih ke yang lain dulu, toh juga aku belum perlu saat ini. Gak selang beberapa lama, ternyata aku dapat doorprize juga. Untung-untung nambah perabotan di rumah. J
Cukup senang berada di sini, yah, bisa dibilang aku orang yang kurang mampu bergaul. Istilahnya, butuh waktu yang cukup lama untuk bisa dekat dengan orang lain. Tapi, pegawai-pegawai di sini cukup mengerti keadaanku. Sekarang, aku sudah cukup dekat dengan mereka, apalagi dengan anak-anak pegawai di sini. Hehe. J
Dari sini aku belajar, dalam membangun suatu hubungan, kita hanya perlu membuka diri kita dan menjadi diri sendiri. Sekadar melakukan perbuatan-perbuatan baik/positif yang kecil juga dapat membantu kita untuk dekat dengan orang lain. Gak ada salahnya kita tersenyum dengan orang di sekitar kita meski kita belum terlalu mengenalnya. Jangan terlalu merasa bahwa kita sendiri di dunia ini, bahwa gak ada yang memperhaikan kita. Kadangkala aku juga merasakan hal demikian, namun aku sadar, terkadang teman-temanku di tempat lain juga pasti pada sibuk, tidak memungkinkan setiap hari untuk selalu berkomunikasi. Di situ aku belajar untuk semakin mendekatkan diri sama Tuhan, percaya bahwa Dia selalu setia bersamaku, apapun kesulitan yang aku alami, Dia selalu membantuku. Dan ya, gak sekali dua kali aku merasakan kasih Tuhan. Semakin aku mendekatkan diri bersamaNya, jalan sulit yang aku tempuh terasa tak berduri jika aku selalu bersamaNya. Terkadang, cobaan berat juga turut menemaniku selama aku di penempatan. Namun, aku percaya Tuhan punya kuasa lebih besar dibandingkan that trouble. Cause I’ve big God. J
Kemarin juga, pemadaman listrik merata di seluruh tempat kami. Di situ aku benar-benar takut sendiri di rumah, anak tetangga sebelah mengajakku untuk bersama dengan keluarganya, menunggu lampu menyala kembali. Eh, gak taunya, selang 2 jam kemudian, lampu menyala, dan mereka nangis-nangis gak mau aku balik ke rumdinku, pengennya nginap di rumah mereka. Haha, akhirnya aku menginap di sana, menonton bersama, dan bermalam di sana. Meski pagi harinya, badan sakit semua karena tidur di tikar, tapi aku cukup senang, karena sejenak aku bisa merasakan kehangatan keluarga yang selama ini  kurindukan. J
Begitulah sepenggal pengalamanku selama di Gorontalo. Terimakasih karena teelah membacanya. J