Sahabat.
Satu kata yang benar-benar berpengaruh dalam hidupku. Di saat aku jatuh, merekalah yang menghiburku, membantuku mengurang sedikit bebanku. Bersama mereka aku tenang. meskipun terkadang ada sedikit percekcokan, but it's no prob. Intinya, sebelum matahari terbenam, maafkanlah segala kesalahan orang yang pernah melakukan kesalahan sama kamu.
Kami sudah menjalin hubungan tersebut semenjak kami menduduki kelas 1 SMA. Bersamanya, aku mengalami sesuatu yang namanya kebebasan. Di saat keluargaku menuntutku untuk banyak belajar, tugas menumpuk, namun di sela kesibukan tersebut, kami sering pergi ke luar, menikmati kebersamaan kami, curhat, dan banyak sekali yang aku lakukan dengannya. Di saat, aku putus asa dengan hubunganku yang berantakan w/ my boyfriend, dialah yang berusaha memahamiku, dan mencari jalan keluar dalam setiap masalahku, tertawa bareng, sedih bareng (apalagi saat kami berada di acara perpisahan sekolah), kesemuanya itu sungguh memberi aku kenangan yang gak bakalan bisa aku lupain. Karena kenangan itu akan selalu ada di sini, di hatiku. Ternyata kami berada di tempat yang sema sekarang, satu tempat perkuliahan, tentu saja itu sangat menyenangkanku. Aku sampai jingkrak-jingkrak saat kami lulus di PTK tersebut. aku mulai mengkhayalkan kami akan menoba mengelilingi kota perantauan itu kelak bersamanya.
Segalanya berjalan lancar samapai aku memutuskan untuk pindah kos secara tiba-tiba. Jujur aku memang tidak tahan berbagi kamar dengan orang lain. Kesalahan fatal itu membuatku sekin lama semakin menjauh darinya. Dia mencari kesibukannya sendiri, begitu pula denganku. Semakin lama hubungan kami saamakin merenggang. Dia katakan aku berubah, begitu pula aku berpikir akannya. Akhirnya aku tahu inti dari masalah kami, saat aku menonton slah satu film Raditya Dika, Kambing Jantan (bukan untuk promosi). Masaahnya adalah J A R A K. Jarak membuat kami tidak mengenal masing-masing setiap perubahan dalam diri kami, membuat diri kami begitu berbeda satu sama lain. Keengganan utuk berbagi cerita juga dapat dirasakan. Saat dia lebih mementingkan orang lain dibanding aku, jujur, itu membuatku jealous, sebagai orang terdekatnya, begitu pula dengan dirinya. Sekarang, kami tidak lebih dari teman biasa. Aku mulai dekat dengan sahabat baruku, begitu pula dia.
"Segala sesuatunya memang perlu perubahan. Namun, saat kamu tidak ada di sana, saat perubahan itu berjalan, pada akhirnya kamu akan merasa benci dengan perubahan itu."
Pada akhirnya, aku mempertanyakan apakah arti sahabat itu sesungguhnya. Apakah jarak membuat suatu hubungan benar-benar berubah? Tapi, yang pasti, yang aku tahu, sahabat menerima setiap perubahan dari sahabatnya, malah berusaha membuatnya menjadi lebih baik lagi, sekalipun sahabatnya melakukan kesalahan, ia akan berusaha memaafkannya, meskipun itu sanagt menyakitkan baginya.
Bagaimana dengan kalian, pal?
0 komentar:
Posting Komentar