Selasa, April 28, 2015

What is Your Aim?

I ve no wonder what I gonna do, in my future.
Ketika umurku sudah menginjak ke-19 tahun. Yah, aku mulai banyak berpikir. Kadang hidup memang gak semudah yang aku bayangkan. Santai saja, tapi tetap saja banyak orang mengatakan demikian. Semakin bertambah usia, maka tingkat masalah dalam kehidupan akan semakin kompleks. Masalah karier, jodoh, serta pengabdian akan keluaraga terus saja berkeliling di pulau Bermuda otakku. Mungkin aku yang terlalu cepat dewasa, ntahlah. Toh, yang aku tahu sekarang, sudah waktunya aku benar-benar meniti masa depanku, hendak menjadi apa aku, dan apa tujuanku. Jelas aku sudah tidak diribetkan oleh masalah pekerjaan, di usiaku ini, aku sudah diangkat menjadi seorang CPNS yang sebentar lagi akan beralih jabatan menjadi ASN. Tapi, yang namanya manusia tidak pernah puas, segala bentuk keinginan untuk semakin naik dan naik lagi akan terus menuntut yang bisa saja akan menjadi bumerang di kemudian hari.

Aku sering bertanya padaNya, bolehkah aku mengintip masa depanku? Dilihat dari sudut manapun, aku memang orang yang cuek tentang masalah tetek bengek keuangan, dan lainnya. Asal segalanya masih cukup untukku, aku tidak akan menuntut. Tapi, tetap saja sering timbul keinginan untuk mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan kita. Layaknya, orang yang sering melirik ramalan sesuai rasi bintang, golongan darah, maupun kartu tarot. Seakan, kita tak percaya Tuhan, seperti Hawa yang mengambil buah dari pohon larangan Tuhan.
Mungkin di usiaku yang sebentar lagi akan menginjak kepala dua, aku harus berbenah diri, mempersiapkan diri akan segala sesuatu yang mungkin akan dihadapkan padaku. Memang tak mudah menimbang apa yang harus dilakukan saat kita masih meraba-raba masalah itu. Tapi tetap saja, masalah kebanyakan orang hanya akan berkutat pada titik itu-itu saja, uang, jodoh, penyakit, dll. Gambaran umum yang tercipta di otakku akan terus merambah dan merambah sampai sebegitu semerawutnya hingga aku sendiri akan bingung menghadapinya seorang diri saaj. Untuk itu, aku membutuhkan setiap orang yang selalu mendukungku, kedua orangtuaku sebagai teladanku, serta keluarga dan rekan-rekan yang tak henti-hentinya memberi dukungan untukku. Satu hal yang utama, tetap bersandar padaNya, jangan hanya jika masalah pelik menimpa kita, namun juga saat kita tidak dihadapkan pada suatu masalah apapun. Di samping itu, jadilah orang yang selalu bersyukur akan apa yang telah kita miliki. Memang kita perlu melihat ke atas, untuk mengetahui seberapa tingkat kehidupan kita, dan hal itu juga yang mendorong kita untuk terus maju. Tetapi, jangan lupa untuk selalu memperbandingkan diri dengan orang-orang kurang mampu, cacat fisik, yang akan selalu mengingatkan kita tentang arti keberuntungan hidup. Karena tidak semua orang harus di atas, dan tidak juga selalu di bawah. Itulah yang disebut dengan keseimbangan dalam hidup yang akan menciptakan harmoni kehidupan.
Sulit untuk melakukan, namun mau tak mau harus tetap dilaksanakan. Karena memang demikian kehidupanku akan bertahan. Setiap tujuan, angan-anganku, aku harus memiliki batasan dalam merealisasikannya. Bukan karena aku miskin mimpi, tapi karena aku tahu, setiap hal memiliki batas limit, meski kepuasan belum mencapai batasan itu, aku tetap bersyukur.
Life is so simple, if you’re doing it with happiness and always give thanks to God for everthing, every moment you’ve owed.

Happy sweet 19th, Adel. 

1 komentar:

Anonim mengatakan...

happy birthday adel semoga umur panjang.. semoga blognya ramai pengunjung

Posting Komentar