Minggu, Desember 14, 2014

Part II. Occupation

Kembali lagi bersama saya.
Kali ini aku akan bercerita tentang seluk beluk Gorontalo. :D
Dari segi makanan, penduduk Gorontalo termasuk penduduk penyuka pedas. Aneh rasanya makanan tanpa ditemani sambal. Misalnya jika ingin membeli pisang goreng juga tiodak lupa disertakan dengan sambal. Saat aku masih sekira seminggu di sini, sehari-harinya aku makan nasi kuning. Nasi kuning mungkin salah satu hal yang dibanggakan di kota ini.
Selain itu, dodol di sini juga terkanal dengan rasanya dan ditabur kacang. Di area bandara tempat aku tinggal, jaraknya terbilang cukup jauh dari pusat kota, sekita 30km, dan ditempuh dengan waktu kurang lebih 45 menit. Begitupun, daerah ini masih terbilang nyaman untuk ditinggali. Jalanan juga tidak macet seperti kota metropolitan. Masyarakat di sini juga terbilang cukup ramah.  Gorontalo tidaklah seburuk yang kubayangkan dulu. Malahan, aku cukup betah tinggal di kota ini. Terkadang, kami menghabiskan akhir pekan dengan beramai-ramai hang out ke pusat kota bersama para pegawai di sini. Kini, kota Gorontalo bukanlah tempat pengasingan bagiku. Kota Gorontalo juga menawarkan berbagai wisata, seperti danau, maupun pantainya. Aku belum pernah berkunjung ke sana. Mungkin di lain waktu, aku akan menceritakan beberapa tempat wisata itu kepada kalian, sobat.
Gorontalo terkenal dengan cuaca panasnya. Namun, dikarenakan sekarang memasuki musim penghujan, sehingga daerah di sini tidak terlalu panas. Penerbangan di Gorontalo masih cukup sedikit, tapi tetap 24 jam. Penerbangan di sini tidak dipegang oleh AP I maupun AP II. Bandara Djalaludin di sini masih mengalami pembangunan untuk mengadakan fasilitas lebih baik lagi. Semoga saja pembangunannya tidak membutuhkan waktu yang cukup lama. J
Stasiun tempat aku bekerja sudah mempunyai banyak fasilitas dan dibantu dengan AWOS dan AWS, dikarenakan stasiun ini termasuk stasiun kelas 1. Meskipun demikian, pegawai di sini masih cukup sedikit dibandingkan stasiun meteorology kelas 1 lainnya, yang hanya berkisar 30an pegawai. Kami mengadakan shit kerja pagi, siang, dan malam. Libur selama seminggu sekitar 2 hari dan terkadang hanya sehari. Pengamatan ini tidak mengenal kata hari Sabtu maupun Minggu, dikarenakan bandara buka 24 jam dan tidak mengenal istilah libur. Bagiku, pertama kali berkerja cukup sulit, karena membutuhkan ketelitian dan pengiriman data paling lama 5 menit. Pengiriman data juga harus 30 menit sekali. Tapi, seiring waktu, dan keterbiasaan diri, akhirnya pekerjaan ini cukup aku kuasai dan rasanya menyenangkan. Aku juga bisa meluangkan waktu dengan melakukan berbagai hal, contohnya dengan menulis. J
Aku memang masih belum cukup pengalaman untuk berbagi cerita mengenai kota Gorontalo. Yah, setiap orang punya versi tersendiri tentang hidup. Sampai di sini dulu ceritaku. Terimakasih. J


0 komentar:

Posting Komentar